Mengenal DevOps Dan Manfaat Dari DevOps
Berkembangnya dunia digital,banyak profesi yang bermunculan.Contohnya : DevOps,Salah satu profesi baru di dunia software engineering..Berikut ini adalah informasi lengkap yang perlu kalian ketahui mengenai DevOps.
Apa Itu DevOps?
Kata DevOps gabungan dari 2 kata yaitu development dan operations merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang menggabungkan pengembangan perangkat lunak (Dev) dengan operasi teknologi informasi (Ops). Tujuan dari DevOps adalah untuk memperpendek siklus hidup pengembangan sistem sambil memberikan fitur, perbaikan, dan pembaruan yang sejalan dengan tujuan bisnis.
Ada beberapa versi pendapat mengenai DevOps :
- Microsoft : DevOps adalah penyatuan orang,proses dan produk untuk memungkinkan pengiriman manfaat terus menerus kepada pengguna akhir.Dev dan Ops mengacu pada penggantian Development dan Operations yang terisolasi untuk menciptakan tim multidisiplin yang sekarang bekerja sama dengan praktik dan alat yang dibagikan secara efisien.
- Amazon : DevOps adalah kombinasi filosofi budaya,praktik dan alat untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan aplikasi dan layanan dengan kecepatan tinggi; mengembangkan dan meningkatkan produk dengan kecepatan lebih cepat daripada organisasi yang menggunakan pengembangan perangkat lunak dan proses manajemen infrastruktur tradisional. Kecepatan ini memungkinkan organisasi untuk lebih melayani pelanggan mereka dan bersaing lebih efektif di pasar.
- Atlassian : DevOps adalah serangkaian praktik yang mengotomatiskan proses antara pengembangan perangkat lunak dan tim TI,sehingga dapat membangun,menguji,dan merilis perangkat lunak dengan lebih cepat dan lebih handal.Konsep DevOps dibuat untuk membangun budaya kolaborasi tim yang secara historis berfungsi secara terpisah.Manfaatnya seperti peningkatan kepercayaan,rilis perangkat lunak lebih cepat,kemampuan menyelesaikan masalah kritis dengan cepat dan mengelola pekerjaan tidak direncanakan sebelumnya dengan lebih baik.
Manfaat DevOps
- Pengiriman Cepat
Dengan meningkatkan frekuensi kecepatan rilis,perusahaan dapat beinovasi dan meningkatkan produk lebih cepat.Sehingga semakin cepat merilis fitur baru dan memperbaki bug ataupun error, semakin cepat perusahaan dapat merespon kebutuhan pelanggan dan membangun keunggulan yang kompetitif.
- Kecepatan
Apabila perusahaan menerapkan DevOps,maka perusahaan akan bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga perusahaan berinovasi untuk pelanggan lebih cepat dan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar dengan baik.Selain itu,perusahaan akan tumbuh lebih efisien dalam mengarahkan hasil bisnis.Model DevOps memungkinkan para pengembang dan tim operasi mencapai hasil ini.Seperti layanan microservices dan continuous delivery memungkinkan tim mengambil kepemilikan atas layanan dan kemudian merilis pembaruan kepada pelanggan lebih cepat.
- Keandalan
Peningkatan kualitas pembaruan aplikasi dan infrastruktur membuat perusahaan melakukan pengiriman dengan cepat dan handal sambil mempertahankan pengalaman positif bagi pengguna akhir. Selain itu gunakan praktik seperti continuous integration dan continuous delivery untuk menguji bahwa setiap perubahan berfungsi dan aman.
- Skala
Mengoperasikan infrastruktur dan proses pengembangan dalam skala besar.Otomatisasi dan konsistensi membantu perusahaan mengelola sistem yang kompleks secara efisien dan dengan resiko yang berkurang.
- Keamanan
Setiap perubahan yang terjadi perlu mempertahankan kontrol dan menjaga kepatuhan.Perusahaan dapat mengadopsi model DevOps tanpa mengorbankan keamanan dengan mengunakan kebijakan kepatuhan otomatis (automated compliance policies), fine-grained controlls dan teknik manajemen konfigurasi.
- Kolaborasi lebih baik
Membangun tim yang lebih efektif dibawah model DevOps,yang menekankan nilai-nilai seperti kepemilikan dan akuntabilitas.Pengembang dan tim operasi berkolaborasi secara erat,berbagi banyak tanggung jawab, dan menggabungkan alur kerja mereka. Ini mengurangi inefisiensi dan menghemat waktu.Contohnya, periode serah terima yang dikurangi antara pengembang dan operasi, menulis kode yang memperhitungkan environment di mana kode dijalankan.
Cara Kerja DevOps
Tim pengembang perangkat lunak dan operasi tidak bekerja secara terpisah atau terisolasi.Terkadang kedua tim digabungkan menjadi satu tim di mana para engineer bekerja di seluruh siklus aplikasi,mulai dari pengembangan dan pengujian hingga proses deploy dan operasional.Keterampilan tidak terbatas pada satu fungsi saja.Bbeberapa model DevOps : tim penjaminan mutu dan keamanan juga dapat menjadi lebih terintegrasi dengan pengembang dan operasi sepanjang siklus hidup aplikasi.Ketika keamanan menjadi fokus semua orang di tim DevOps, ini disebut sebagai DevSecOps.
Tim ini menggunakan praktik untuk mengotomatiskan proses secara historis bersifat manual dan lambat.Mereka menggunakan tumpukan teknologi dan tools yang membantu mereka mengoperasikan dan mengembangkan aplikasi dengan cepat dan handal. Alat-alat ini juga membantu engineer menyelesaikan tugas secara mandiri (contohnya, menggunakan kode untuk penyediaan infrastruktur) yang biasanya membutuhkan bantuan dari tim lain, dan ini semakin meningkatkan kecepatan tim.
Praktik DevOps
Praktik ini membantu organisasi memberikan pembaruan yang cepat dan lebih dapat diandalkan untuk pelanggan mereka.
Berikut ini praktik terbaik DevOps:
- Continuous Integration
Praktik pengembangan perangkat lunak yang mana pengembang secara teratur menggabungkan perubahan kode mereka ke dalam repositori pusat,lalu pembuatan dan pengujian otomatis dijalankan.Tujuan utama dari Continuous Integration untuk menemukan dan mengatasi bug lebih cepat,meningkatkan kualitas perangkat lunak dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk memvalidasi dan merilis pembaruan perangkat lunak.
- Continuous Delivery
Praktik pengembangan perangkat lunak yang mana perubahan kode secara otomatis dibuat,diuji, dan disiapkan untuk rilis ke produksi.Ini berkembang setelah continuous integration dengan deploying semua perubahan kode ke lingkungan pengujian dan lingkungan produksi,setelah tahap pembuatan. Ketika continuous delivery diimplementasikan dengan baik,pengembang akan selalu memiliki deployment-ready build artifact yang telah melewati proses pengujian standar.
- Microservices
Pendekatan desain untuk membangun satu aplikasi sebagai satu set layanan kecil.Setiap layanan berjalan dalam prosesnya sendiri dan berkomunikasi dengan layanan lain melalui antarmuka yang terdefinisi dengan baik menggunakan mekanisme ringan,biasanya application programming interface berbasis HTTP.Microservices dibangun berdasarkan kemampuan bisnis : setiap layanan dibatasi untuk satu tujuan.Kalian dapat menggunakan kerangka kerja yang berbeda atau bahasa pemrograman untuk menulis microservices dan deploy secara mandiri,sebagai layanan tunggal atau sebagai kelompok layanan.
- Infrastructure as Code
Praktik infrastruktur disediakan dan dikelola menggunakan teknik pengembangan kode dan perangkat lunak,seperti version kontrol dan continuous integration.Model cloud-driven API memungkinkan pengembang dan administrator sistem berinteraksi dengan infrastruktur secara terprogram dan pada skala,perlu mengatur dan mengkonfigurasi sumber daya secara manual.Lalu para insinyur dapat berinteraksi dengan infrastruktur menggunakan tools berbasis kode dan memperlakukan infrastruktur dengan cara mirip dengan cara mereka memperlakukan kode aplikasi.Karena mereka ditentukan oleh kode,infrastruktur dan server dapat cepat dikerahkan menggunakan pola standar,diperbarui dengan tambalan dan versi terbaru atau digandakan dengan cara berulang.
- Monitoring and Logging
Organisasi memantau metrik dan log untuk melihat kinerja aplikasi dan infrastruktur memengaruhi pengalaman pengguna akhir produk mereka dengan mengelompokkan dan kemudian menganalisis data dan log yang dihasilkan oleh aplikasi dan infrastruktur,organisasi memahami bagaimana perubahan atau pembaruan berdampak pada pengguna,mencurahkan wawasan ke akar penyebab masalah atau perubahan tak terduga.Pemantauan aktif menjadi semakin penting karena layanan harus tersedia 24/7 dan seiring meningkatnya frekuensi pembaruan aplikasi dan infrastruktur.Membuat peringatan atau melakukan analisis data real-time juga membantu organisasi lebih proaktif memantau layanan mereka.
- Communication and Collaboration
Komunikasi dan kolaborasi dalam suatu organisasi adalah salah satu aspek budaya utama dari DevOps. Penggunaan perangkat DevOps dan otomatisasi proses pengiriman perangkat lunak menjalin kolaborasi secara fisik menyatukan alur kerja dan tanggung jawab pengembangan dan operasi,membantu mempercepat komunikasi lintas pengembang,operasi dan bahkan tim lain seperti pemasaran atau penjualan,memungkinkan semua bagian organisasi untuk menyelaraskan lebih dekat pada tujuan dan proyek.
Tools DevOps
Beberapa tools yang digunakan model DevOps :
- Planning Tools : JIRA,Redmine,Trac,Rally.
- Building Tools : Apache Maven,Apache Ant,Gulp,Travis CI.
- CI/CD : Jenkins,Bamboo,Circle CI,Travis CI,Codeship.
- Version Control & Repository Tools : Git,GitHub,Bitbucket,GitLab.
- Configuration Management Tools : Ansible,Salt,Chef,Puppet.
- Cotainer Tools : Docker,Kubernetes,LXD, OpenVZ,Apache Mesos.
- Monitoring Tools : New Relic,ElasticSearch,Kibana,Graphite,Icinga.
- Log Management Tools : Graylog,Logsense,Sentry,Logstash,Loggly.
- Communication atau Collaboration Tools : Asana,Slack,GoToMeeting,Trello,Basecamp, Microsoft Teams.
Kenapa DevOps Penting ?
Software tidak lagi sekadar mendukung bisnis,tapi menjadi komponen integral dari setiap bagian bisnis.Perusahaan berinteraksi dengan pelanggan mereka melalui software yang diluncurkan sebagai layanan online atau aplikasi dan di berbagai perangkat.Mereka juga menggunakan software untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan mengubah setiap bagian rantai nilai,seperti logistik,komunikasi dan pengoperasian. Sebagaimana perusahaan barang fisik mengubah bagaimana mereka merancang,membangun dan mengirimkan produk menggunakan automasi industri di sepanjang abad ke-20, perusahaan di masa kini harus mengubah bagaimana mereka membangun dan menghadirkan software.
Memilih DevOps Tools Yang Tepat
- Memahami strategi kolaborasi dan shared tools untuk tim development,Quality Assurance dan tim operasi.
- Gunakan tools untuk merekam setiap permintaan perubahan perangkat lunak.
- Gunakan manajemen proyek Kanban untuk permintaan otomatisasi dan DevOps.
- Gunakan tools untuk mencatat metrik pada proses manual dan otomatis.
- Menerapkan test automation dan test data provisioning tools.
- Lakukan acceptance test untuk setiap deployment tooling.
- Pastikan feedback terus menerus antara tim untuk menemukan kesenjangan, masalah dan ketidakefisienan.
sekian artikel kali ini semoga bisa bermanfaat.