Mengenal Tentang Behavior beserta Contohnya
Behavior adalah istilah biasanya berkaitan erat dengan bidang psikologi. Namun ternyata, behavior juga sering digunakan dalam bidang-bidang lain, seperti bisnis, marketing, dan manajemen.
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, behavior artinya perilaku atau sikap. Behavior juga bisa berarti ekspresi dari karakter seseorang. Ada beragam faktor pembentuk behavior, di antaranya latar belakang keluarga, pendidikan, hingga media yang dikonsumsi.
Apa itu Behavior?
Dalam bahasa Indonesia, behavior artinya perilaku, tingkah laku, kelakuan, perbuatan, atau tindakan. Mulanya, behavior adalah hal yang dilandasi oleh nilai yang dipercaya seorang individu.
Jadi, tidak heran jika behavior sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, bagaimana pendidikannya, hingga media yang dikonsumsi. Ketiga faktor tersebut sangat berperan dalam membentuk nilai dan norma yang diyakini seseorang, hingga pada akhirnya membentuk behavior orang tersebut.
Behavior memang berakar dari rumpun psikologi dan berhubungan dengan perilaku manusia secara luas. Namun, istilah tersebut sekarang sudah banyak digunakan untuk menyebut perilaku kelompok tertentu, seperti konsumen atau karyawan.
Contoh Behavior
Ada beberapa contoh behavior yang mungkin sering didengar oleh sejumlah orang. Contoh behavior adalah :
1. Consumer/Customer Behavior
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, consumer behavior adalah perilaku konsumen. Jadi, consumer behavior adalah bidang ilmu yang membahas mengenai perilaku konsumen dan bagaimana mereka melakukan pembelian produk/jasa.
Consumer behavior merupakan ilmu yang berkembang secara dinamis. Hal ini disebabkan oleh perilaku konsumen yang juga terus mengalami perubahan.
Contohnya di era pandemi seperti sekarang ini, konsumen yang mulanya hanya melakukan pembelian secara offline mulai beradaptasi dengan teknologi agar bisa melakukan pembelian secara online. Pelaku bisnis perlu memahami consumer behavior agar bisa menjawab kebutuhan konsumen.
Selain itu, manfaat lain consumer behavior adalah agar perusahaan dapat mempertahankan konsumen, memahami perbedaan karakter konsumen, memprediksi tren pasar, meningkatkan daya saing kompetitor, dan meningkatkan layanan kepada konsumen.
Perilaku konsumen dapat dibagi menjadi empat jenis. Jenis-jenis consumer behavior adalah :
- Perilaku membeli yang kompleks (complex buying behavior)
Complex buying behavior muncul ketika seorang konsumen ingin membeli barang yang cukup mahal. Biasanya ia akan berpikir panjang sebelum memutuskan membelinya.
Inilah yang dinamakan perilaku membeli yang kompleks, karena melibatkan pertimbangan yang cukup panjang.
- Perilaku membeli untuk mengurangi perbedaan (dissonance-reducing buying behavior)
Perilaku ini berkaitan dengan kesulitan konsumen menentukan perbedaan antar brand. Kesulitan ini disebut juga dengan disonansi. Misalnya, seorang konsumen ingin membeli sabun. Menurutnya, sabun A dan sabun B itu sama saja. Padahal dari segi kandungan tentu berbeda.
- Perilaku membeli karena telah terbiasa (habitual buying behavior)
Habitual buying behavior adalah perilaku konsumen dalam membeli produk yang dipengaruhi kebiasaan. Consumer behavior satu ini biasanya dipengaruhi oleh brand authority, atau kekuatan brand, dalam menarik pasar dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. Misalnya, seorang konsumen sudah terbiasa membeli roti merek A dan tidak melirik merek lain karena sudah merasa cocok.
- Perilaku mencari keragaman produk (variety seeking behavior)
Perilaku ini dilakukan konsumen yang lebih suka membeli produk yang berbeda. Hal ini dilakukan bukan karena tidak puas dengan brand sebelumnya, melainkan lebih didasari karena motivasi ingin mencari variasi brand lain (berangkat dari rasa penasaran).
2. Organizational Citizenship Behavior
OCB atau kepanjangannya Organizational Citizenship Behavior adalah istilah dalam psikologi industri yang merujuk pada perilaku berdasarkan inisiatif individu, tidak dikaitkan dengan sistem reward, dan tidak terdapat dalam deskripsi kerja karyawan.
Dengan kata lain, OCB adalah perilaku karyawan yang secara sukarela mengerjakan pekerjaan di luar tugas yang diberikan kepadanya, untuk membantu keberlangsungan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Karyawan dengan OCB yang tinggi merupakan aset bagi perusahaan. Hal ini karena tingkat kepercayaannya sudah sangat tinggi hingga ia rela melakukan sesuatu di luar tugas dan kewajibannya sendiri.
Contohnya adalah karyawan yang lembur dengan kemauan sendiri atau karyawan yang membantu rekan kerjanya atau organisasi, seperti menawarkan saran-saran untuk memperbaiki fungsi organisasi.
3. Safety Behavior
Selain dua behavior di atas, ada juga istilah safety behavior. Dalam bahasa Indonesia, safety behavior artinya perilaku keselamatan. Definisi safety behavior adalah segala tindakan yang dilakukan seseorang dalam rangka mematuhi, mendukung, dan berpartisipasi dalam setiap aktivitas terkait keselamatan di tempat kerja.
Seseorang yang menerapkan safety behavior akan berupaya menghindari, memperkecil kemungkinan, dan mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja. Sehingga dapat dikatakan, lawan dari safety behavior adalah perilaku ceroboh yang bisa menyebabkan kerugian individu maupun orang lain.
Beberapa contoh dari perilaku keselamatan adalah melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi, mengingatkan sesama rekan kerja tentang bahaya dalam pekerjaan, selalu menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.
Perilaku lainnya bisa juga berupa meletakkan material pada tempatnya, bekerja sesuai prosedur keselamatan kerja, tidak melakukan kegiatan berbahaya selama berada di lokasi rawan kecelakaan, dan masih banyak lagi.