Unique Selling Point (USP) : Pengertian dan Cara Menentukan Bisnis
Apa Itu Unique Selling Point (USP) ?
Unique Selling Point (USP) adalah keunikan yang membedakan bisnis dari bisnis sejenis lainnya. Bisa dikatakan, kalau USP ini adalah salah satu alasan utama kenapa konsumen rela merogoh koceknya untuk membeli produk dari Anda, bukan dari kompetitor.
Sebab, jika semua bisnis menawarkan produk yang sama, calon konsumen pasti kebingungan harus memilih pasti membeli dari penjual yang memberikan keuntungan lebih dibandingkan dengan yang lainnya.
Unique Selling Point sangat penting terutama bagi bisnis online. Sebab, pesaing bisnis online itu tidak hanya dari lokal, melainkan dari seluruh dunia. Dengan kata lain, calon konsumen bisnis online itu mempunyai pilihan produk yang tidak terbatas. Sehingga calon konsumen bisa dengan mudah berpaling jika penjual tidak memberikan keunikan yang menguntungkan.
Tips Cara Menentukan Unique Selling Point dari Bisnis
Setelah memahami apa itu Unique Selling Point, sekarang akan memberikan tiga cara berbeda untuk menentukan USP dari bisnis. Bisa menerapkan salah satu dari ketiga cara ini sesuai dengan bisnis yang dijalankan.
1. Ketahui Apa yang Sebenarnya Konsumen Inginkan
Cara pertama untuk menentukan Unique Selling Point adalah dengan memikirkan baik-baik apa yang konsumen benar-benar inginkan dari bisnis.
Misalnya mempunyai punya bisnis kuliner. Tentu saja, pasti konsumen ke tempat untuk menghilangkan lapar. Namun, bukan hanya makanan yang diinginkan tetapi ada banyak restoran lainnya yang bisa dipilih dan sama kenyangnya.
Yang membuat mereka memilih restoran Anda dan menghiraukan tempat makan lainnya bisa saja dari harga, rasa makanan, kualitas customer service, kebersihan, keramahan pelayan, kecepatan pemesanan dll. Aspek-aspek yang mengikuti dibalik alasan utama (makan/menghilangkan lapar) inilah yang sebenarnya bisa dijadikan Unique Selling Point. Sebab, itulah yang benar-benar konsumen inginkan.
Bisa mengetahui apa yang konsumen inginkan ini dengan melakukan survey secara langsung kepada mereka.
Konsumen bisa mengisi form yang di dalamnya terdapat pertanyaan mengenai kenapa mereka lebih memilih bisnis Anda dibandingkan dengan kompetitor. Selain itu, minta juga kepada konsumen untuk memberikan nilai (bisa 1-5 atau 1-10) kepada aspek-aspek dibalik alasan utama tadi. Mulai dari, harga, kualitas, pelayanan dll.
Setelah mengumpulkan jawaban survey dan menemukan apa yang mayoritas konsumen benar-benar inginkan. Segera fokuskan strategi pemasaran produk kepada aspek tersebut. Bisa menghiraukan aspek lainnya untuk saat ini, karena itu bukanlah yang konsumen inginkan.
Jadi, misalnya saja mayoritas konsumen memilih produk Anda karena mereka menginginkan aspek customer service yang diberikan. Bisa memasang iklan dengan kata-kata, “Dijamin uang kembali 100% jika tidak puas dengan pelayanan kami!” Dengan begitu, image USP customer service berkualitas akan melekat baik di benak konsumen maupun calon konsumen.
2. Berikan Kepuasan Batin Kepada Konsumen
Dalam berbisnis itu juga dituntut untuk mempelajari sedikit psikologi. Apalagi jika bisnis bergerak di pasar yang benar-benar ramai dan penuh sesak. Harus bisa mencari tahu kepuasan batin apa yang bisa diberikan kepada konsumen melalui produk yang dijual. Kepuasan batin inilah yang akan menjadi Unique Selling Point.
Salah satu contoh Unique Selling Point terbaik untuk ini adalah iPhone. Mayoritas orang membeli iPhone bukan karena speknya atau teknologinya yang canggih. Melainkan karena gengsi dan eksklusifitas yang ditawarkannya. Dengan kata lain, kepuasan batin. Berikut ini akan membahas lebih lanjut di bawah ini :
- Gengsi
Dalam buku otobiografi dijelaskan bahwa sang founder Apple Steve Jobs sangat terobsesi dengan desain yang sempurna. Hasilnya bisa dilihat sendiri bahwa iPhone itu sangat indah dan sedap dipandang. Semuanya sangat rapi dan presisi.
Keindahan ini benar-benar bisa dimaksimalkan oleh Steve Jobs yang memang marketing genius. Mulai dari presentasi pengumuman iPhone yang bagaikan theater, iklan berbudget besar selayaknya film mini, hingga toko resmi di lokasi terkenal dengan desain selayaknya toko perhiasan mewah.
Semua pemasaran tersebut bertujuan untuk menciptakan persepsi bahwa iPhone itu adalah “barang mahal yang cantik dan wah.” Bukan hanya sekedar “seonggok” smartphone seperti kompetitor lainnya.
Efek dari strategi pemasaran Jobs ini sangat luar biasa : orang-orang tidak ragu mengeluarkan banyak uang untuk iPhone, bahkan rela mengantre belasan jam di emperan tokonya. Jika melihat aspek yang ditawarkan, seharusnya harga iPhone bisa jauh lebih murah.
Namun, orang tidak peduli kalau iPhone itu overpriced. Alasannya simpel : mereka tidak membeli smartphone, melainkan membeli gengsi.
- Eksklusivitas
Kalau semua orang memiliki banyak uang, maka tidak ada yang namanya orang kaya. Begitu juga dengan iPhone, kalau semua orang memiliki iPhone, maka rasa “wah” nya juga akan menghilang. Steve Jobs tau benar akan hal ini dan membuat iPhone menjadi barang yang eksklusif. Berikut ini adalah caranya :
-
- Jobs membuat iOS (sistem operasi iPhone) closed source. Berarti, tidak ada yang bisa mengotak-atik iOS selain pihak Apple. Ini menjamin pengguna iPhone yang sudah mengeluarkan banyak uang. Bahwa tidak ada smartphone selain iPhone yang menggunakan iOS. Berbanding terbalik dengan Android.
- Tahukah bahwa Apple sengaja membatasi stok iPhone yang tersedia di pasaran. Selain membuat harganya melambung lebih tinggi, stok yang terbatas juga memberikan kesan eksklusif kepada orang. Dimana yang berhasil mendapatkan iPhone serasa memiliki barang ajaib yang tidak ada duanya.
- Aplikasi yang eksklusif. iCloud, FaceTime, iMessage, Airdrop adalah beberapa contoh aplikasi eksklusif buatan Apple. Dengan kata lain tidak akan bisa menggunakannya dimanapun kecuali pada produk Apple. Tentu saja menambah rasa eksklusif yang ditawarkan iPhone.
- Ekosistem Apple yang sempurna. Semua produk Apple itu saling berhubungan dan baru bisa berfungsi optimal apabila digunakan dengan produk Apple lainnya. Ekosistem ini sebenarnya membuat iPhone itu eksklusif dan “memaksa” pengguna untuk loyal kepada Apple.
Contohnya bisa dilihat pada Airpods. Dimana Airpods akan kehilangan banyak fitur jika digunakan di Android. Efeknya, orang-orang yang penasaran dengan Airpods terpaksa harus membeli iPhone terlebih dahulu.
Bisa meniru kecerdikan Apple di atas dan menjadikan kepuasan batin konsumen sebagai Unique Selling Point. Yang harus dilakukan agar USP ini sukses adalah memfokuskan pemasaran pada kepuasan batin yang akan didapatkan konsumen, bukan pada produk yang dijual.
Dengan begitu, calon konsumen akan secara otomatis mengasosiasikan produk dengan kepuasan batin yang akan didapatkan. Efeknya, konsumen akan mempunyai persepsi unik dan berbeda kepada produk yang dibandingkan dengan ratusan kompetitor lainnya.
Beberapa contoh yang bisa dijadikan inspirasi :
-
- Gaya Hidup Sehat
Semua orang itu pasti ingin sehat. Jadi bisa menggunakan strategi promosi yang meyakinkan konsumen bahwa dengan menggunakan produk Anda, mereka bisa lebih sehat. Dengan begini, konsumen akan merasa kalau produk Anda adalah produk yang lebih sehat dibandingkan dengan kompetitor.
-
- Menjaga Lingkungan
Tidak hanya puas secara batin, tapi konsumen juga bahagia di saat yang sama. Sebab, dengan menggunakan produk Anda, mereka juga ikut berkontribusi langsung untuk menjaga lingkungan di sekitarnya. Contohnya: penggunaan plastik daur ulang untuk membungkus produk atau menjalankan program donasi dari setiap produk yang terjual untuk penanaman pohon.
-
- Kebanggaan
Rasa bangga itu ada banyak macam. Selain kebanggaan menggunakan barang mewah seperti iPhone, ada juga rasa bangga karena menggunakan produk dalam negeri, rasa bangga karena produk yang dibeli itu eksklusif/terbatas dll. Tinggal sesuaikan saja dengan produk/jasa yang dijual.
3. Tengok Kompetitor
Menengok kompetitor di sini bukan meniru apa Unique Selling Point mereka. Jika meniru persis USP dari kompetitor yang sudah terkenal, kemungkinan besar akan kalah. Mereka sudah memiliki banyak konsumen tetap dan sumber daya yang besar.
Melainkan, menengok kompetitor di sini itu untuk mencari tahu apa yang kurang dari mereka sehingga bisa dijadikan inspirasi untuk membentuk USP bisnis sendiri. Dengan kata lain, menggunakan kelemahan kompetitor untuk keuntungan.
- Mengunjungi website/toko offline. Dengan begini bisa mengetahui bagaimana sistem mereka bekerja secara langsung. Pastikan memperhatikan segala aspek dari website/toko offline tersebut. Mulai dari tampilan website, performa user experience, bagaimana proses transaksi hingga customer service-nya.
Setelah itu mencatat aspek apa saja yang kurang dari website/toko kompetitor. Semakin banyak semakin bagus.
- Melakukan validasi hasil penemuan tadi dengan konsumen kompetitor. Validasi ini untuk mengetahui apakah aspek yang kurang dari kompetitor juga dirasakan oleh mayoritas konsumen.
- Melihat review yang ditinggalkan konsumen kompetitor di Google Bisnisku. Lalu, melihat aspek apa yang paling banyak dikeluhkan oleh para konsumen. Terutama konsumen yang tidak meninggalkan review bintang lima.
- Bertanya langsung ke konsumen mereka. Cara kedua ini sangat cocok apabila kompetitor memiliki toko offline fisik. Di mana bisa mencegat konsumen di luar tepat setelah melakukan pembelian.
Setelah berhasil mencegat konsumen bisa bertanya kepada mereka mengenai pengalamannya membeli di kompetitor. Agar tidak mencurigakan, jangan langsung menanyakan aspek terburuk, tapi aspek terbaiknya terlebih dahulu.
- Mulai membentuk USP dari data yang berhasil dikumpulkan ini. Misalnya, jika kekurangan terbesar kompetitor adalah website mereka yang lambat, berarti website harus super cepat.
Atau mayoritas konsumen kompetitor mengeluh karena tidak didukungnya pembayaran melalui payment gateway. Sehingga harus gerak cepat agar metode pembayaran tersebut segera tersedia di website.
Jangan lupa untuk memasukkan Unique Selling Point baru ini di setiap strategi pemasaran selanjutnya. Buat dunia tahu bahwa memiliki kelebihan unik yang menguntungkan dibandingkan kompetitor. Dijamin, konsumen yang tidak puas dengan kompetitor perlahan akan menggunakan produk dengan sendirinya.
Contoh Unique Selling Point
Contoh beberapa bisnis yang sukses menerapkan salah satu dari tiga cara :
1. Tangting Barber Home
Tangting Barber Home adalah tukang cukur online. Orang-orang yang menggunakan jasanya memang untuk cukur rambut. Alasan sebenarnya kenapa lebih dipilih daripada tukang cukur tradisional lainnya karena menawarkan solusi dari berbagai masalah yang dialami orang-orang saat cukur rambut.
2. Puyo Dessert
Puyo Dessert berhasil mendobrak semua persepsi tersebut dan mengklaim bahwa dirinya adalah puding yang sehat. Puding buatannya itu kaya akan fiber, rendah kalori, dan tidak ada pengawet.
Efeknya, konsumen yang ingin hidup sehat, pasti memilih puding Puyo Dessert dibandingkan puding biasa dari kompetitor. Konsumen akan merasa lega karena ia tetap bisa hidup sehat walaupun mengkonsumsi camilan.
3. Antologi
Di tengah membludaknya coworking space yang bermunculan di setiap sudut kota Jogja, Antologi berhasil menjadi juara diantara kompetitor. Ini tidak lain karena Antologi bisa memberikan Unique Selling Point yang tidak dimiliki oleh para kompetitor lain.
Di saat kompetitor hanya fokus pada coworking space, Antologi juga mempunyai kafe di dalamnya. Sehingga saat pengunjung haus atau lapar bisa langsung memesan tanpa harus keluar atau melalui ojek online.