Akuisisi : Pengertian, Tujuan, Jenis dan Kelebihannya
Pengertian Akuisisi
Akuisisi adalah langkah membeli sebagian besar atau seluruh perusahaan, baik dari saham atau asetnya. Nantinya, pembeli (acquirer) akan mendapatkan kendali atas perusahaan yang diakuisisi (acquiree).
Acquisition biasanya dilakukan perusahaan besar ke startup, tetapi tidak selalu harus begitu. Intinya, akuisisi adalah tentang peralihan kekuasaan pada salah satu perusahaan yang menguasai saham atau aset.
Contohnya dari akuisisi adalah yang terjadi pada Slack oleh Salesforce pada Juli 2021 dengan nilai sebesar 27,7 miliar dollar.
Acquisition bisa dilakukan baik dengan atau tanpa persetujuan. Dalam satu kondisi, acquirer bisa mengajak acquiree untuk membuat ketentuan akuisisi. Jika pihak acquiree tidak menyetujui ketentuan tersebut, akuisisi tidak jadi dilakukan.
Di kondisi lain, acquirer bisa memaksa acquiree untuk menjual saham atau asetnya dengan menawarkan harga yang jauh lebih tinggi dari pasar. Jika memungkinkan, acquirer juga bisa memanfaatkan proxy vote agar pihak acquiree menyetujui rencana acquisition.
Proxy vote adalah keadaan di mana acquirer membujuk para pemegang saham acquiree untuk mengganti jajaran direksi perusahaan tersebut dengan individu yang menyetujui rencana akuisisi. Lalu acquisition tidak bisa disebut penggabungan dua perusahaan seperti yang terjadi pada merger.
Pengertian akuisisi menurut para ahli, yaitu :
- PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
- Michael A. Hitt
Akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan sasaran.
- P.S Sudarsanan
Sebuah perjanjian, di mana sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain dan para pemegang saham dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi akan berhenti menjadi pemilik perusahaan.
- Marcell Go
Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat disimpulkan sebagai pengambil alihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, di mana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.
Jenis Akuisisi
Acquisition bisa dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan objek yang diambil alih dan jenis usahanya, yaitu :
1. Berdasarkan objek akuisisi
Ada dua jenis akuisisi berdasarkan objek yang diambil alih, yaitu saham dan aset.
- Akuisisi saham
Di jenis acquisition ini, acquirer mengambil alih acquiree dengan membeli sebagian besar sahamnya. Pembelian tersebut bisa dilakukan secara tunai maupun mengganti saham yang dibeli dengan sekuritas lainnya.
- Akuisisi aset
Ini adalah tindakan di mana acquirer membeli aset-aset yang dimiliki acquiree untuk mengambil alih kepemilikannya.
2. Berdasarkan Jenis Usaha
Ada tiga klasifikasi akuisisi berdasarkan jenis usaha yang melakukannya, yaitu :
- Akuisisi horizontal
Jenis acquisition ini dilakukan antar perusahaan yang lini bisnisnya sama. Jadi, tujuan tindakan ini biasanya untuk mengurangi kompetitor dan menguatkan dominasi pasar.
- Akuisisi vertikal
Akuisisi disebut vertikal jika acquirer mengambil alih pemasok atau distributornya. Ini dilakukan agar pihak yang mengambil alih memiliki kendali atas rantai pasokan dan kualitasnya.
- Akuisisi konglomerat
Dalam jenis akuisisi ini, acquiree mengambil alih perusahaan yang lini bisnisnya berbeda. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan portofolio perusahaan yang mengakuisisi.
Tujuan Akuisisi
Berikut ini merupakan beberapa tujuan dari akuisisi, yaitu :
1. Mencari celah untuk memasuki pasar baru
Beberapa perusahaan memilih untuk mengambil alih perusahaan yang pasarnya berbeda. Misalnya, perusahaan IT membeli perusahaan farmasi. Langkah tersebut biasanya diambil ketika sebuah perusahaan ingin memasuki industri yang berbeda. Dengan acquisition, perusahaan tersebut bisa memasuki pasar yang diinginkan dengan mudah.
2. Mendapatkan konsumen bisnis yang diakuisisi
Ketika mengakuisisi sebuah perusahaan, apalagi yang sudah dikenal, mendapatkan konsumennya juga. Hal ini bisa jadi pilihan jika kesulitan memenangkan hati konsumen target akuisisi.
Dengan demikian tidak hanya bisa menguatkan posisi bisnis di pasar, tetapi juga menghindari kompetisi dengan perusahaan yang berpotensi jadi pesaing besar. Langkah ini diambil oleh Facebook dengan mengambil alih Instagram.
3. Meningkatkan keuntungan dengan produk milik startup
Perusahaan besar bisa mengambil alih startup yang produknya inovatif, tetapi kesulitan menguatkan dominasi pasarnya. Setelah akuisisi, perusahaan besar membantu memasarkan produk-produk milik startup sembari mendapatkan keuntungan dari tindakan itu.
Langkah tersebut dilakukan IBM, raksasa di industri software, yang diklaim meningkatkan penghasilan acquiree sebesar 40 persen dalam dua tahun pertama setelah acquisition.
4. Bertukar pengetahuan dan ilmu
Baik acquirer dan acquiree bisa memanfaatkan akuisisi sebagai sarana untuk bertukar pengetahuan dan ilmu. Apalagi jika kedua perusahaan bergerak di industri yang sama.
5. Mendapatkan teknologi baru dengan mudah
Jika ada startup yang teknologinya unik dan bermanfaat, hal tersebut bisa menjadi alasan perusahaan besar untuk melakukan akuisisi.
Dengan mengambil alih startup tersebut, teknologi tersebut tidak akan jatuh ke tangan kompetitor. Selain itu, acquirer jadi tidak perlu bersusah-payah mengembangkan teknologi serupa. Contohnya adalah langkah Apple mengambil alih Siri yang menjadi salah satu fitur unggulan perangkat iOS.
Tantangan dalam Akuisisi
Meski ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan kedua pihak, akuisisi tidak lepas dari tantangan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya :
- Perbedaan tujuan
Tujuan kedua perusahaan harus selaras jika menginginkan acquisition. Jika tidak, tentu akan menghambat kinerjanya. Hal tersebut bisa dicegah dengan adanya transparansi saat merundingkan akuisisi. Contohnya adalah janji Facebook untuk memberikan kebebasan kepada Instagram saat mengakuisisi platform tersebut.
- Perbedaan budaya kerja
Budaya kerja yang berbeda bisa menjadi tantangan dalam acquisition. Apalagi jika perusahaan besar mengakuisisi startup. Perusahaan besar cenderung memiliki sistem birokrasi yang rumit, sedangkan startup lebih lincah dalam pengembangan bisnisnya.
- Larinya investor yang tidak setuju dengan akuisisi
Dalam akuisisi yang disetujui, kedua perusahaan bisa saja membuat ketentuan yang disepakati. Namun, investor perusahaan target bisa saja tidak setuju karena khawatir dengan perkembangan bisnis yang tidak sesuai dengan rencana awal yang disepakati.
- Kendala produksi karena kekurangan pemasok
Dengan mengambil alih sumber daya perusahaan lain, produksi pasti akan meningkat. Namun, sebelumnya pastikan bahwa perusahaan akan mendapatkan cukup pasokan dari supplier jika tidak ingin produksi terhambat.
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
1. Kelebihan Akuisisi
Beberapa kelebihan pada sistem akuisisi, yaitu :
- Adanya pengendalian yang besar atas saham dan aset perusahaan yang di akuisisi.
- Tidak perlu mengurus banyak persyaratan terutama yang berkaitan dengan badan hukum.
- Tetap mempertahankan perusahaan yang telah ada sebelumnya dengan mengambil alih perusahaan kompetitor.
2. Kekurangan Akuisisi
Beberapa kekurangan pada sistem akuisisi, yaitu :
- Mengeluarkan biaya yang tinggi dalam proses legalitas.
- Akuisisi bisa gagal jika pemegang saham minoritas banyak yang tidak setuju.
- Perlunya pengawasan dan sistem yang baik agar perusahaan yang telah diakusisisi selaras dengan visi dan misi perusahaan yang mengakuisisi.
Contoh Akuisisi
Di samping tantangan-tantangan tadi, acquisition sudah umum dilakukan, baik di luar maupun dalam negeri. Berikut adalah beberapa contohnya :
- Pembelian Android oleh Google pada tahun 2005.
- Pembelian Giphy, website pencarian animasi GIF, oleh Facebook pada tahun 2020.
- Pembelian Siri, asisten virtual yang tersedia di perangkat iOS, oleh Apple pada tahun 2010.
- Pembelian Rabobank, sebuah bank internasional yang bercabang di Indonesia, oleh Bank Central Asia (BCA) pada tahun 2019.
- Pembelian Bridestory, marketplace vendor kebutuhan pernikahan, oleh Tokopedia pada tahun 2019.
- Pembelian Jualo, salah satu marketplace barang bekas Indonesia, oleh Carro, marketplace otomotif, pada tahun 2019.