Break Even Point : Definisi, Rumus, Contoh dan Cara Hitungnya
Pengertian Break Even Point
Break Even Point adalah titik dimana keuntungan yang didapatkan dari bisnis sama dengan biaya yang dikeluarkan saat proses produksi. Istilah mudahnya impas, pengeluaran dan pemasukan nilainya sama. Pada posisi BEP ini, keuntungan yang didapatkan nilainya nol, atau bisa disebut sudah balik modal.
Jika dalam investasi, BEP adalah salah satu hal yang banyak orang tunggu. Karena nilai investasi yang dikeluarkan sudah bisa balik modal, sehingga tinggal mencari labanya saja.
Komponen Break Even Point
Secara umum, Break Even Point terdiri dari empat komponen pokok dalam melakukan perhitungan Break Even Point.
Berikut pembahasannya :
1. Fixed cost
Biaya tetap atau lebih sering disebut fixed cost adalah biaya yang nilainya akan tetap dan konstan walaupun terjadi perubahan pada proses produksi. Perubahan yang dimaksud adalah beroperasi atau tidak beroperasinya suatu perusahaan untuk memproduksi barang pada periode tertentu. Biaya tetap bisa berupa biaya penyusutan mesin, biaya tenaga kerja, biaya sewa gedung atau gudang, dsb.
2. Variabel cost
Biaya variabel atau biaya tidak tetap yang lebih dikenal dengan istilah variable cost adalah biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per unit nya. Perubahan ini disebabkan oleh volume kapasitas produksi yang bisa meningkat atau menurun sesuai dengan permintaan pasar.
Hubungan sejajar antara biaya variabel dan kapasitas produksi akan saling berkaitan karena jika salah satu terjadi peningkatan maka yang lain akan mengikuti. Contoh dari biaya variabel adalah biaya listrik, biaya baku, biaya transportasi, dsb.
3. Price
Price adalah harga yang ditentukan setelah menghitung dari fixed dan variable cost dengan ditambah margin keuntungan dari perusahaan. Margin yang dipilih tentunya sudah melalui perhitungan yang matang, umumnya mulai dari 20%-50% bahkan bisa lebih tergantung kebijakan perusahaan.
4. Revenue
Revenue adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh penjualan yang dilakukan. Semakin besar pendapatan yang didapatkan menandakan bahwa bisnis itu sukses. Bagi perusahaan yang baru memulai sebuah bisnis, perhitungan komponen-komponen BEP ini sangat penting dilakukan dari awal.
Manfaat Break Even Point
Kabar baiknya Break Even Point bisa diimplementasikan untuk bisnis skala kecil sampai besar sekalipun. Berikut beberapa manfaat dari Break Even Point untuk bisnis :
- Pelaku bisnis bisa mengetahui biaya bulanan tetap yang menjadi tanggung jawab rutin setiap bulannya.
- Pelaku bisnis bisa mengetahui biaya tidak tetap setiap bulan dari proses produksi yang berjalan.
- Pelaku bisnis bisa menentukan harga yang pas sesuai dengan fixed dan variabel cost sehingga terhindar dari salah menentukan harga.
- Pelaku bisnis bisa menentukan margin keuntungan yang tepat.
- Pelaku bisnis bisa menggunakan BEP untuk menghitung berapa minimum penjualan setiap harinya agar tidak terjadi kerugian dalam bisnis.
- Pelaku bisnis bisa mengetahui dari adanya dampak pada perubahan harga produksi, harga jual, volume penjualan pada kelangsungan bisnis.
- BEP menjadi salah satu indikator dalam pengambilan keputusan kapan waktu yang tepat untuk menghentikan proses produksi atau menambah kapasitas produksi.
- BEP menjadi pedoman untuk memberikan berapa nilai investasi tambahan agar mengimbangi biaya produksi.
- BEP membantu perusahaan dalam melakukan efisiensi kerja agar hasilnya lebih maksimal. Contoh penggantian tenaga kerja dengan mesin karena bisa lebih cepat.
- BEP bisa membantu memproyeksikan keuangan dari perusahaan.
Rumus Break Even Point
BEP di dunia akuntansi akan sangat berguna bagi pengusaha. Karena dengan mengetahui nilai BEP, maka sebagai pengusaha mampu menentukan langkah strategis bagi perusahaan dalam menentukan harga jual, metode produksi, dsb. Rumus menghitung Break Even Point dibedakan menjadi 3, berikut pembahasannya :
1. BEP per Unit
Untuk rumus perhitungan BEP per Unit seperti berikut ini :
BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Nilai margin kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Selain itu, nilai margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian antara total penjualan keseluruhan dengan biaya variabel.
2. BEP Nilai Penjualan
Untuk rumus perhitungan BEP Nilai Penjualan seperti berikut ini :
BEP = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel/Harga))
BEP dapat dihitung berdasarkan hasil nilai penjualan. Nilai BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian variabel dan harga penjualan.
3. BEP dengan Satuan Mata Uang
Untuk rumus perhitungan BEP satuan mata uang seperti berikut ini :
BEP Mata Uang = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
BEP diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit. Maka, dari hasil perkalian tersebut akan diperoleh nilai BEP dengan satuan mata uang yang digunakan.
Ketika menghitung BEP dengan satuan mata uang harus menentukan mata uang mana yang akan digunakan, jika terdapat perbedaan mata uang maka salah satu mata uang nilainya harus dikurskan terlebih dahulu.
Contoh dan Cara Analisis Break Even Point
Nah agar lebih jelasnya lagi, berikut kami berikan contoh soal dan cara menghitung Break Event Point yang benar.
Anto adalah akuntan manajerial yang bertanggung jawab atas Perusahaan A, yang menjual botol air. Dia sebelumnya menetapkan bahwa biaya tetap Perusahaan A terdiri dari pajak properti, sewa, dan gaji eksekutif, yang jumlahnya mencapai 100.000 dolar.
Biaya variabel yang terkait dengan produksi satu botol air adalah 2 dolar per unit. Botol air ini dijual dengan harga premium 12 dolar. Untuk menentukan brak even point atau titik impas botol air premium Perusahaan A :
BEP = 100.000 / (12 – 2) = 10.000
Oleh karena itu, mengingat biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual botol air, Perusahaan A perlu menjual 10.000 unit botol air untuk mencapai titik impas.
Faktor yang Meningkatkan Break Even Point Perusahaan
Penting untuk menghitung titik impas perusahaan untuk mengetahui target minimum mereka untuk menutupi biaya produksi. Namun, ada kalanya BEP meningkat atau menurun, bergantung pada faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa faktornya :
1. Peningkatan penjualan pelanggan
Ketika ada peningkatan penjualan pelanggan, itu berarti ada permintaan yang lebih tinggi. Perusahaan kemudian perlu memproduksi lebih banyak produknya untuk memenuhi permintaan baru ini yang, pada gilirannya, menaikkan BEP untuk menutupi biaya tambahan tersebut.
2. Kenaikan biaya produksi
Bagian tersulit dalam menjalankan bisnis adalah ketika penjualan pelanggan atau permintaan produk tetap sama sementara harga biaya variabel meningkat, seperti harga bahan baku.
Ketika itu terjadi, BEP juga naik karena adanya biaya tambahan. Selain biaya produksi, biaya lain yang mungkin meningkat antara lain sewa gudang, kenaikan gaji karyawan, atau tarif utilitas yang lebih tinggi.
3. Perbaikan peralatan
Dalam kasus di mana jalur produksi terputus-putus, atau bagian dari jalur perakitan rusak, BEP meningkat karena jumlah target unit tidak diproduksi dalam kerangka waktu yang diinginkan. Kegagalan peralatan juga berarti biaya operasional yang lebih tinggi dan, oleh karena itu, impas yang lebih tinggi.
Cara Mengurangi Break Even Point
Agar bisnis menghasilkan keuntungan lebih tinggi, BEP harus diturunkan. Berikut cara paling efektif untuk menguranginya.
1. Naikkan harga produk
Ini adalah sesuatu yang tidak semua pemilik bisnis ingin lakukan tanpa ragu-ragu, karena takut kehilangan beberapa pelanggan.
2. Lakukan outsourcing
Profitabilitas dapat meningkat ketika bisnis memilih outsourcing, yang dapat membantu mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat.