Cara Cek dan Tips Mengatasi Blog Kena Sandbox
Google Sandbox merupakan filter yang berfungsi mencegah website baru mendapat ranking lewat aktivitas spam. Tentunya, ini menjadi mimpi buruk bagi pemilik blog yang memiliki niat memenangkan SERP lewat jalan pintas. Bukannya mendapatkan peringkat pertama, blog tersebut justru akan ditenggelamkan dari hasil pencarian. Sebab, Google tidak ingin halaman teratasnya dipenuhi website baru yang menang karena spamming.
Penyebab Website Mengalami Google Sandbox
Google Sandbox adalah filter rancangan Google yang berfungsi mencegah website baru menempati ranking tertinggi dari hasil tindakan spam. Artinya, Google ingin memastikan situs yang menempati halaman teratas pada SERP memanglah situs berkualitas dengan teknik SEO yang benar.
Sebelum membahas cara cek blog kena sandbox harus tahu apa saja penyebab website mengalami Google Sandbox :
1. Plagiarisme konten
Plagiarisme konten adalah hal yang tidak direkomendasikan Google. Situs yang melakukannya bahkan terancam di-takedown. Perlu diketahui, Google mengetahui situs mana saja yang menerbitkan suatu konten pertama kali. Jadi, jika ada konten dengan isi persis sama ataupun sedikit modifikasi, Google akan menganggapnya konten plagiat.
Selain itu, tersedia juga Google DMCA yang memungkinkan pemilik website melindungi kontennya dan melaporkan jika menjadi korban plagiarisme konten.
2. Memiliki duplikat konten
Bagi yang rajin blogging, masalah konten duplikat bisa saja terjadi. Sebab menulis dengan tema yang sama, sehingga mungkin tidak sadar pernah membuat konten yang isinya mirip. Hati-hati, karena konten yang isinya mirip dan dipublikasikan dengan URL yang berbeda punya peluang dianggap konten kembar. Risikonya, Google bisa menganggap konten tersebut plagiat.
3. Optimasi On-Page berlebihan
Optimasi on-page adalah strategi SEO yang dilakukan untuk mengoptimalkan konten website agar mendapat rank teratas pada SERP. Sayangnya, jika melakukan optimasi on-page secara berlebihan, misalnya membombardir konten dengan kata kunci tertentu, Google akan menganggapnya spam ataupun keyword stuffing.
Bukannya direkomendasikan Google, konten tersebut malah bisa tidak muncul di hasil pencarian.
4. Asal melakukan strategi link building
Link building strategi untuk mendapatkan link dari website lain yang mengarahkan visitor ke website. Biasanya, link ini disebut juga backlink.
Praktik ini sebenarnya umum dilakukan dalam upaya SEO. Meski begitu, Google bisa memberi penalti jika strategi link building disalahgunakan. Misalnya :
- Backlink berasal dari website yang tidak relevan dan cenderung berisi spam.
- Terlalu banyak link yang berasal dari PBN (private blog network).
- Link eksternal (link yang mengarah ke website lain) tidak valid alias broken.
Melakukan hal di atas, strategi link building justru akan Google anggap sebagai tindakan spamming.
5. Melakukan ping berlebihan
Ping adalah sinyal yang biasa pemilik website kirimkan kepada berbagai server, untuk memberitahu ada update pada suatu konten. Dengan begitu, mesin pencari akan mengindex kembali konten tersebut. Namun jika melakukan ping secara berlebihan, tentu Google, Yahoo, Bing, atau mesin pencari lainnya berpotensi menganggap melakukan spam.
Cara Cek Blog Kena Google Sandbox
Karena secara resmi Google tidak pernah menerbitkan informasi tentang Google Sandbox, tidak ada tools yang secara pasti mampu mendeteksi suatu blog terkena filter ini.
Meski demikian masih bisa mengupayakan beberapa cara cek blog kena sandbox :
1. Memantau traffic konten
Saat melakukan audit website, mungkin menemukan konten dengan traffic yang stagnan, hingga tiba-tiba mengalami drop. Konten-konten seperti inilah yang patut dicurigai kena Google Sandbox. Alasannya, artikel mengalami performa yang tidak berkembang dan cenderung menurun. Sehingga, ada indikasi Google tidak merekomendasikan artikel ke pembaca.
Untuk cek traffik website bisa menggunakan tools semacam Ahrefs, SEMRush, hingga Google Anlytics.
2. Memeriksa internal dan eksternal link konten
Cara cek domain terkena sandbox berikutnya, periksa internal dan eksternal link konten. Jika menemukan banyak link yang tidak valid, maka potensi blog kena Google Sandbox pun meningkat. Tidak usah cemas, cara mengecek internal dan eksternal link artikel cukup mudah. bisa mengetahuinya secara gratis lewat ekstensi Chrome semacam SEOquake, Sitechecker, dsb.
3. Cek backlink artikel
Cara cek blog kena sandbox ini wajib dilakukan, terutama yang sudah menjalankan strategi link building. Pastikan untuk mendapatkan backlink berkualitas dari situs yang relevan dengan niche website. Jika tidak, backlink hanya membuat konten terlihat sebagai spam dan bahkan menurunkan performa SEO konten.
Cara Mengatasi Google Sandbox
Ada berbagai cara untuk mengatasi blog kena Google Sandbox :
1. Buat konten berkualitas
Konten berkualitas adalah kunci agar blog aman dari Google Sandbox. Terapkan content marketimg yang tepat, seperti :
- Lakukan riset keyword untuk mendapatkan keyword utama dan turunan. Sehingga, nantinya konten bisa lebih kaya informasi sekaligus menjawab kebutuhan target audiens.
- Tingkatkan value konten daripada melakukan plagiarisme. Supaya konten unggul dari kompetitor, berikan value lebih pada artikel.
Dengan melakukan berbagai strategi content marketing yang baik, konten akan berkualitas dan mampu meminimalisir potensi Google Sandbox.
2. Lakukan optimasi konten secara wajar
Pada cara mengatasi Google Sandbox sebelumnya sudah melakukan riset keyword yang benar. Tapi agar konten tidak dinilai spam oleh mesin pencari harus mengoptimasi konten sewajarnya saja. Jika mengoptimasi konten secara berlebihan, percuma saja, performa SEO justru bisa makin merosot. Sebab, konten dianggap punya tingkat spam yang tinggi.
Jadi perlu belajar SEO dengan benar dan menerapkannya secara proporsional juga.
3. Jalankan strategi link building dengan tepat
Link building merupakan strategi optimasi SEO off page. Sama seperti jenis SEO lainya, link building harus dilakukan dengan tepat dan tidak berlebihan. Jangan asal memilih website untuk menaruh backlink. Pastikan situs tersebut relevan dengan situs.
Kemudian, cek apakah seluruh link yang tersebar dalam artikel, baik internal maupun eksternal link, masih valid.
4. Jaring traffic blog dari berbagai channel promosi
Dari jumlah traffic, Google bisa menilai seberapa besar manfaat konten bagi audiens. Sehingga, Google mau menggeser ranking konten ke halaman teratasnya. Oleh karena itu, jaringlah traffic dari berbagai channel promosi. Mulai dari media sosial, ads, forum, video YouTube, ataupun channel marketing lainnya.
5. Pastikan website sudah terindex di mesin pencari
Pastikan website sudah masuk Google Index. Caranya yaitu dengan memasukkan perintah ini ke kotak pencarian Google: “site:websiteanda.com”
Jika situs muncul, itu artinya website sudah terindex. Namun jika belum arus mengecek berbagai penyebab deindex Google dan menyelesaikan masalah yang ditemukan. Misalnya, duplikat konten, keyword stuffing, dll.