Franchise : Pengertian, Jenis Dan Tips
Pengertian Franchise
Franchise adalah kerja sama antara pemilik suatu brand dan partner bisnis yang ingin membuka brand yang sama. Kerja sama ini dilakukan dengan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan.
Dalam bahasa Indonesia, franchise lebih dikenal dengan sebutan waralaba. Wara artinya “lebih” dan laba berarti “untung”.
Secara luas dapat mengenal waralaba sebagai hak kelola dan menjual suatu produk maupun jasa. Biasanya, bisnis ini dilakukan oleh pemilik brand agar bisnisnya semakin berkembang. Itu mengapa suatu bisnis bisa terlihat sangat besar dengan cabang yang tersebar di berbagai tempat.
Di samping itu, model bisnis franchise juga merupakan solusi bagi pemula dalam berbisnis. Karena sistem yang mudah dan imbal balik yang lumayan cepat. Lebih aman dibanding memulai bisnis sendiri dari nol yang berisiko lebih besar.
Untuk bisa membangun usaha sendiri butuh modal banyak untuk membuat produk, marketing, dan segala urusan operasional. Belum lagi, resiko kerugian terbayang setiap saat!
Jika dibandingkan dengan sistem bisnis franchise yang risikonya kecil dan terbilang aman. Sudah dapat supply bahan baku, sistem operasional, alat dan bahan, bahkan sampai pelatihan pengelolaan bisnis.
Selain itu tidak perlu repot-repot lagi soal marketing. Brand yang membuka franchise biasanya sudah memiliki brand awareness. Maka, kepercayaan konsumen sudah pasti terjamin.
Jadi, pasti produknya, pasti pengelolaannya, dan pasti untungnya. Tidak perlu menanggung resiko kerugian trial and error dalam berbisnis.
Istilah dalam Franchise
Jika ingin masuk ke dalam dunia franchise, terdapat beberapa istilah yang akan sering di dengar, yaitu :
-
Franchisor (Pewaralaba)
Pemberi waralaba atau pemilik brand yang memberikan hak kepada pihak lain untuk menggunakan dan memanfaatkan brand miliknya.
Biasanya perusahaan yang berani menjadi franchisor sudah menjalankan bisnisnya bertahun-tahun dan memiliki cabang sebelumnya.
Bisa dikatakan bahwa franchise menjadi salah satu cara ekspansi bagi franchisor.
-
Franchisee (Terwaralaba)
Pembeli waralaba atau yang diberikan hak untuk mengelola dan menjual produk dari brand milik franchisor.
Franchisee didominasi oleh orang yang masih pemula dalam bisnis. Karena sistem franchise sangat memungkinkan bagi franchisee untuk belajar bisnis langsung dari perusahaan besar.
Sebagian franchisee lainnya adalah mereka yang menjadikan bisnis ini sebagai usaha sampingan.
-
Franchise Fee
Biaya awal waralaba sebelum beroperasi yang dibayarkan hanya sekali saat di awal perjanjian.
Biaya ini mencangkup 2 hal yaitu :
-
- Biaya lisensi untuk hak menggunakan brand.
- Sistem operasional dalam jangka waktu tertentu.
Itu mengapa franchise fee disebut juga sebagai one time fee. Biasanya franchise fee juga sudah termasuk beberapa hal seperti, biaya survey lokasi, biaya pengadaan alat, bahan, dan inventaris, serta biaya lainnya untuk pembukaan bisnis.
-
Royalty Fee
Biaya selama waralaba beroperasi, istilah lainnya adalah bagi hasil. Berupa persentase keuntungan franchise yang diberikan kepada franchisor.
Setiap franchisor sudah memiliki perhitungan akan mengambil berapa persen keuntungan. Biaya ini dibuat untuk mendukung operasional bisnis franchise di tingkat pusat.
Selain itu juga menjadi cara franchisor untuk mengaudit dan mengevaluasi bisnis franchise.
Jenis Bisnis Franchise dan Contohnya
-
Berdasarkan Produk
Jenis yang pertama dapat dilihat dari apa yang dijual. Produk yang dijual oleh franchise dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
-
- Franchise atau waralaba produk
Menjual produk siap jual dari franchisee langsung ke konsumen. Biasanya berupa makanan, minuman, pakaian, dll.
Contoh: H&M, Marugame Udon, Kids Station.
-
- Franchise atau waralaba jasa
Menjual jasa atau layanan kepada pelanggan. Waralaba ini terdapat dalam berbagai sektor. Misal : logistik atau jasa antar barang, pendidikan, kebugaran dll.
Contoh: Ganesha Operation, Airy Rooms, Ninja Express.
-
- Franchise atau waralaba gabungan
Jenis waralaba yang menyediakan produk dan jasa sekaligus. Banyak ditemui di salon kecantikan, salon, spa dll.
Contoh: Young Chefs Academy, Martha Tilaar Salon Day Spa.
-
Berdasarkan Asal Negara
Sama seperti namanya, jenis ini membagi franchise menjadi dua yaitu franchise luar negeri dan dalam negeri. Keduanya eksis dan banyak ditemui di sekitar kita.
Contoh franchise luar negeri seperti, KFC, Miniso, Ace Hardware dan banyak brand ternama lainnya.
Biasanya market di Indonesia terbuka lebar bagi brand milik luar negeri. Hal ini didukung oleh nama besar, penempatan strategis, dan modal yang tidak main-main juga.
Sedangkan franchise atau waralaba dalam negeri juga tidak kalah hebat. Sudah banyak waralaba asli Indonesia yang memiliki ratusan gerai hingga ke berbagai wilayah.
Misalnya : Jco, Indomaret, Hoka Hoka Bento, Excelso dll.
-
Berdasarkan IFA (International Franchise Association)
- Product franchise
Franchisor memiliki kendali penuh penjualan produk miliknya. Sistem ini banyak ditemukan pada perusahaan teknologi, seperti Acer, Epson, dan berbagai merk ponsel.
-
- Manufacturing Franchise
Sistem ini memungkinkan franchisee membuat pabrik atau rumah produksi sendiri. Di mana semua bahan baku hingga kemasan disediakan oleh franchisor.
Sistem ini banyak digunakan oleh perusahaan makanan atau minuman berskala internasional. Misalnya, Coca Cola, Yakult, Oreo, dan produk kemasan lainnya.
-
- Business Opportunity Ventures
Agak berbeda dari franchise biasa, pada jenis ini franchisor mewajibkan franchisee untuk membeli dan mendistribusikan produk dari perusahaan tertentu.
Misalnya bisnis travel agent, franchisor memberikan hak penggunaan brand, logo, dan hal lain yang bersifat branding.
Selebihnya franchisor yang menjalankan, seperti bekerja sama dengan maskapai tertentu, tempat wisata, penempatan lokasi bisnis dll.
Bisa dibilang franchisee seperti “dilepas” bukan dibimbing seperti bisnis franchise pada umumnya.
-
- Business Format Franchising
Jenis franchise yang paling lengkap dengan integrasi hampir di segala aspek. Franchisee bertugas untuk menjalankan bisnis franchise dengan produk, sistem manajemen, dan format yang telah ditentukan oleh franchisor.
Jenis bisnis ini paling banyak digemari di Amerika dan makin menjamur hingga ke negara lain. Contoh bisnisnya seperti Starbucks Coffee, Dunkin’ Donuts, dan Mcdonald’s, dll.
Tips Sukses Bisnis Franchise
-
Ikuti Jejak Passion
Bekerja sesuai passion adalah jalan ninja meraih kesuksesan. Mulai dari apa yang disenangi, setelahnya semangat akan muncul dan menuai energi positif. Selain itu, passion bisa membantu untuk lebih giat belajar berbagai hal demi menjalankan bisnis.
-
Lakukan Riset Pasar
Dari bidang yang disenangi dan lihat kebutuhan pasar. Jangan sampai franchise yang dibuka hanya bertahan 1 hingga 2 bulan saja. Pilah lebih teliti, sebisa mungkin cari produk yang selalu dibutuhkan oleh market.
Misalnya, jasa logistik. Di era ecommerce seperti sekarang, tentunya kebutuhan layanan kurir cenderung meningkat pesat. Penting juga survey seberapa besar riset pasar. Ini akan menentukan tips selanjutnya.
-
Pilih Franchisor dengan Bijak
Carilah brand yang digemari dan memiliki respons positif di masyarakat. Karena membuka franchise yang sepi peminat sama dengan bunuh diri namanya. Hehehe.
Pilih brand franchisor yang bisnisnya sudah stabil dan memiliki nama besar. Hal ini agar usaha branding tidak terlalu berat dan sudah terpercaya oleh konsumen.
-
Siapkan Modal
Sebelumnya telah dijabarkan secara lengkap mengenai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan. Lebih detil dapat dilihat pada bagian “Tantangan Bisnis Franchise”.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah franchise fee. Franchisor biasanya memberi pilihan beberapa paket franchise fee. Seperti jumlah stok awal, kelengkapan booth dan aksesoris untuk jualan dll.
Paket ini yang mempengaruhi besaran biaya franchise fee. Semakin besar paket yang diambil, semakin mahal harganya.
Banyak franchise makanan dan minuman yang mematok franchise fee di bawah 10 juta rupiah hingga puluhan juta rupiah. Tentunya biaya akan berbeda dengan franchise minimarket dan manufacturing franchise. Dibutuhkan minimal ratusan hingga mencapai milyaran rupiah.
-
Miliki Catatan Keuangan
Hal ini sangat penting karena keuangan franchise bukalah milik sendiri. Di dalamnya harus ada perhitungan tepat setiap pengeluaran dan pemasukan.
Ada royalty fee yang harus dibayarkan ke franchisor. Selain itu, memiliki catatan keuangan sangat membantu dalam audit bisnis. Sehat atau tidak, untung atau rugi, semua bisa terdeteksi.
-
Perhatikan SOP dengan Jelas
SOP atau Standar Operasional Prosedur merupakan acuan atau prosedur cara kerja. Karena pihak franchisor adalah perusahaan yang sudah memiliki sistem sendiri. Biasanya franchisee akan diberikan dokumen SOP ini.
Di dalamnya terdapat panduan dan aturan tentang segala hal. Misalnya, perjanjian kerja sama, hukum yang berlaku, sistem kerja, cara pengelolaan franchise, tata cara operasional, hingga aturan standar pelayanan.
-
Tunjukan Ciri Khas
Meskipun tidak bisa menjual produk lainnya tetap bisa menonjolkan ciri khas dibandingkan franchise lain. Buat sesuatu yang berbeda daripada bisnis franchise lain agar dapat menarik konsumen.
Misalnya, penambahan fasilitas di tempat franchise, pelayanan pelanggan yang maksimal, dekorasi tambahan yang unik, dll.
Juga bisa mengesksekusi ide out of the box. Seperti memberikan gift spesial bagi yang berulang tahun hari itu atau memberikan kuis berhadiah produk.
-
Lakukan Strategi Marketing Online
Membuka bisnis dengan brand yang sudah terkenal merupakan sebuah bonus. Namun, agar franchise lebih dikenal oleh masyarakat lebih luas, tidak ada salahnya untuk melancarkan strategi marketing.
Dengan memanfaatkan media sosial untuk marketing. Misalnya, instagram, facebook, twitter dll. Di sana bisa melakukan teknik copywriting, iklan, dll.
Namun, media sosial saja tidak akan cukup. Salah satu kunci sukses bisnis online adala website. Dengan website dapat muncul di pencarian Google, memiliki branding yang lebih kuat dibanding franchise lain sehingga lebih mudah dikenali konsumen, serta manfaat lainnya.