Panduan Bisnis Web Agency Makin Besar
Seberapa Besar Potensi Bisnis Web Agency?
Bayangkan sekarang menjadi founder web agency yang sebagian besar klien datangnya dari perkantoran. Ibarat menanam pohon dari akarnya, banyak web agency mengawali bisnis dari menjual produk paling sederhana: domain dan hosting. Seiring waktu, layanan pun meningkat jadi pembuatan website.
Tentunya, klien berharap website ini bekerja maksimal dan membantu perusahaan mencapai goal-nya. Oleh sebab itu, klien akan membutuhkan jasa optimasi website. Mulai dari SEO, Content Marketing, dan banyak lagi.
Sama seperti segala hal di dunia ini yang bisa usang, website yang terus menerus dipakai juga akan aus. Karena itu, klien membutuhkan seseorang yang mampu melakukan maintenance website.
Kalau pemilik website tidak punya web developer maka yang akan menolong mereka web agency. Faktanya, menurut Verisign dan Berkaweb :
Potensi bisnis web agency memang cukup bagus dan tidak ada ujungnya. Bisa terus mengembangkan usaha ini menjadi semakin besar dan lebih besar lagi. Baik dengan menambah varian produk, membuka jasa optimasi, perpanjangan web, dll.
“Yang namanya maintenance dan develop website pasti ada perkembangan. Perusahaan pasti butuh develop website. Jadi pasarnya juga cukup luas, baik untuk pengguna baru dan lama.”
(Haeni, Founder Karya Web Studio)
Masalah yang Ditemukan Saat Mengelola Ratusan Website
Mungkin mengawali bisnis web agency ini dengan menjadi freelancer. Tadinya, klien berasal dari teman atau keluarga terdekat. Namun entah bagaimana mulai mendapatkan klien-klien yang sama sekali asing.
Sejak saat itu, kehidupan bisnis web agency berubah. Seiring order yang meningkat menjadi puluhan hingga ratusan, masalah-masalah ini pun mulai terjadi :
1. Orderan melonjak
Tadinya mengurus satu hingga tiga klien tidaklah menyita waktu tetapi jika memiliki 100 klien lebih yang harus di-handle tentu sangat menyita banyak waktu. Karena harus membalas satu per satu pertanyaan yang masuk, mengurus hosting dan domain, membuatkan website dan revisi design beberapa kali, mengurus invoice pembayaran.
Jika bekerja sendirian pun memutuskan merekrut tim. Namun, itu pun tidak 100% menyelesaikan masalah karena pasti ada human error yang terjadi. Entah salah input harga, keteteran gara-gara banyak yang harus diurus, dan banyak lagi.
2. Variasi produk tidak menjawab kebutuhan calon klien
Makin banyak klien, makin beragam juga kebutuhannya. Bisa jadi klien adalah business owner, staff sekolahan, peternak lele, ataupun fotografer yang butuh web portfolio.
Yang mana, spesifikasi website setiap pelaku jelas berbeda. Mulai dari daya tampung pengunjung, sistem keamanan, design tema, dll. Padahal, produk terbatas dan tidak menjawab sebagian besar di antaranya.
Masalah itu belum selesai, datang mimpi buruk lainnya, yaitu saat kebutuhan klien terus berkembang sedangkan kemampuan web agency belum sampai ke sana.
Kemungkinan besar, akan terjadi scope creep, yaitu penambahan fitur atau fungsi tanpa mempertimbangkan ketersediaan sumber daya. Baik waktu, personil, hingga biaya.
Karena tidak bisa mengendalikan permintaan klien, kemungkinan yang terjadi yaitu antara memaksa mereka menerima kemampuan web agency atau jika gagal bisa-bisa klien memutar perahu ke web agency lainnya.
3. Produk dan layanan mulai banjir keluhan
Seperti ketika server down, kena serangan malware, loading lama, dan sebagainya. Kemungkinan besar, klien akan membombardir web agency yang bersangkutan. Sebab, web agency tersebut lah yang bertanggung jawab terhadap server website.
Biasanya, masalah-masalah ini muncul ketika website klien sudah berjalan beberapa lama dan komponennya mulai usang. Sehingga, tema dan plugin situs kadaluarsa, sistem keamanan mulai rapuh dan banyak faktor lainnya.
Sekarang, bayangkan jika sebagai pemilik web agency harus mengupdate satu per satu komponen situs pelanggan secara manual akan memakan waktu. Belum lagi, kalau klien sudah tidak mau percaya lagi terhadap kualitas server. Bukan cuma itu saja, akan tambah repot jika klien menyarankan orang lain untuk tidak memilih web agency.
4. Tambah modal, tambah resiko
Usaha mengembangkan bisnis web agency seringkali menuntut peningkatan modal. Ada modal, ada barang.
Misalnya membangun web agency dengan cara menjadi reseller hosting. Suatu hari ingin menambah layanan VPS. Untuk melakukan ini, penyedia hosting tersebut meminta membayar sejumlah modal untuk nyetok VPS.
Sayangnya, bisa jadi ide ini tidak berjalan mulus. Layanan VPS mangkrak dan sepi peminat padahal sudah telanjur memborongnya.
Belum lagi, kalau penyedia hosting tersebut mengharuskan membayar biaya admin atau deposit setiap bulannya. Padahal, bisnis sedang kurang baik. Mau mengembangkan web agency jadi maju mundur.
5. Kalah saing dengan web agency lainnya
Pada bagian sebelumnya sudah memahami potensi bisnis web agency yang cukup luas. Karena alasan inilah banyak orang tertarik membangun bisnis web agency. Itu artinya harus bersaing dengan sekian banyak web agency. Di Indonesia saja sudah ada lebih dari ratusan bisnis web agency ataupun perusahaan digital marketing yang melayani urusan terkait website. Tanpa memiliki nilai lebih, web agency yang gagal berkembang lambat laun akan tergilas oleh persaingan.
Hal yang Bisa Dilakukan Agar Bisnis Web Agency Makin Bertumbuh
Sampai sini sudah mengetahui mimpi buruk yang mungkin terjadi ketika mengembangkan bisnis web agency. Pastinya tidak ingin bisnis rontok karena gagal bertumbuh.
Daripada potensi masalahnya, ada lebih banyak solusi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis web agency. Berdasarkan skalanya, berikut strategi yang layak dicoba :
1. Freelance
Menjadi freelancer web agency artinya menjalankan bisnis web secara mandiri dan tidak terikat oleh perusahaan apapun. Meskipun lebih bebas, susahnya membuka web agency secara freelance yaitu memulai bisnis dan mendapatkan klien. Pasalnya mungkin belum memiliki popularitas ataupun portfolio yang mumpuni.
Berikut tips suksesnya :
- Tawarkan uji coba dengan harga miring.
- Gabung dengan komunitas.
- Ikutan program reseller hosting.
2. Agensi kecil hingga menengah
Sampai di level ini sudah mulai mendapatkan kepercayaan calon klien. Tidak heran yang tadinya mencari klien sekarang gantian dicari klien.
Di tengah kesibukan itu sadar bahwa cara kerja bisnis web agency ini harus mulai dirapikan. Dengan begitu, energi yang diinvestasikan tidak berakhir menjadi kesibukan yang sia-sia dan bisnis pun jadi lebih punya tujuan.
Berikut beberapa cara mengembangkan bisnis web agency tingkat kecil hingga menengah :
- Bangun website profesional.
- Bangun digital branding.
- Sediakan variasi layanan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Dokumentasikan setiap keluhan dan lakukan evaluasi.
- Rekrut tim yang cukup dan gunakan platform khusus.
3. Agensi menengah hingga besar
Jika sudah sampai ke tahap ini, itu artinya bisnis sudah lebih stabil. Tidak diragukan lagi, ratusan klien telah mempercayai perusahaan dan yakin menyerahkan pembuatan website-nya.
Walau demikian, jangan sampai lengah. Harus tetap melebarkan sayap bisnis dan merawat hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dengan begitu bisa tetap memenangkan persaingan di kalangan web agency.
Di bawah ini beberapa strategi mengembangkan web agency menengah hingga besar :
- Fokus pada target pasar tertentu.
- Pasang harga dan paket yang sesuai kebutuhan target pasar.
- Menjadi one stop shopping.
- Berikan laporan website kepada klien.
- Miliki sistem yang otomatis.
- Sediakan customer support yang cekatan.