(0275) 2974 127
Pada dasarnya, diskusi tentang apa itu full stack developer adalah semacam argumen berkaitan dengan seorang ahli di industri TI.
Sederhananya, full stack developer adalah seorang programmer yang menguasai berbagai keterampilan pemrograman dan menggunakan keterampilan tersebut untuk menyelesaikan suatu website atau software secara mandiri.
Pengertian lain apa itu full stack developer adalah seorang insinyur atau ahli yang dapat menangani semua pekerjaan pengembangan program mulai dari database, server, rekayasa sistem dan klien.
Full stack developer adalah seseorang yang bekerja dengan back End atau sisi server dari aplikasi serta front End atau sisi klien.
Developer ini harus memiliki beberapa keterampilan dalam berbagai niche pengkodean, mulai dari database, desain grafis, hingga manajemen UI/UX untuk melakukan pengembangan program dengan baik. Jadi bisa dibilang mereka siap untuk membantu di mana pun dibutuhkan dalam proses pengembangan website atau software.
Masih banyak orang yang hanya sekedar tahu apa itu full stack developer dari sisi tanggung jawab pekerjaannya. Sebenarnya, ‘full stack’ mengacu pada serangkaian teknologi yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Sedangkan ‘stack’ mengacu pada kumpulan sub-modul pemrograman.
Sub-modul atau komponen software ini digabungkan bersama untuk mencapai fungsi program itu sendiri yang ditetapkan tanpa memerlukan modul lain.
Setelah tadi dijelaskan apa itu full stack developer, selain itu juga perlu mengetahui tugas atau pekerjaannya jika ingin paham apa itu full stack developer yang sesungguhnya.
Adapun tugas atau jobdesk dari full stack developer adalah sebagai berikut :
Developer yang berkualitas harus memiliki pengetahuan dan kemampuan fungsional untuk semua aspek yang terlibat dalam membangun aplikasi.
Maka dari itu, berikut ini beberapa kemampuan atau skill yang harus dikuasai untuk memahami apa itu full stack developer secara mendalam.
Skill dasar dari semua skill adalah harus paham beberapa bahasa pemrograman, seperti Java, PHP, C#, Python, Ruby, Perl, dll.
Sebab, dalam mengembangkan sistem harus menggunakan bahasa pemrograman yang disusun untuk membentuk fungsi tertentu. Selain itu harus terbiasa dengan proses pengembangan, mulai dari perencanaan, perancangan, implementasi dan pengujian proyek berdasarkan satu bahasa atau lebih.
Supaya proses pengembangan software atau website dapat diselesaikan dengan cepat dan praktis, maka developer perlu menggunakan framework dan libraries.
Hampir semua bahasa pemrograman punya framework dan libraries yang wajib diketahui oleh full stack developer.
Sejalan dengan penjelasan di awal artikel bahwa definisi sederhana apa itu full stack developer adalah developer yang menguasai pemrograman sisi front end dan back end.
Dalam kasus front end development harus memahami bahwa user experience (UX) adalah salah satu kriteria untuk menguji seberapa berhasilkah pengembangan program. Sehingga perlu menguasai beberapa bahasa pemrograman/skrip khusus front end, seperti HTML5, CSS3, JavaScript, dan sekaligus framework dan librariesnya seperti JQuery, AngularJS, SAAS, atau REACT.
Sedangkan untuk sisi back end perlu menguasai beberapa bahasa pemrograman, misalnya Python, Ruby, PHP, dll. Dengan begitu dapat menyesuaikan pengembangan program dengan database.
Bicara tentang UX tadi, ternyata ada hubungannya dengan skill yang wajib dimiliki seorang full stack developer.
Sebelum mulai membangun front end dari projek harus peka dan mampu memahami prinsip dasar dari proses desain atau perancangan program mulai dari perancangan user experience (UX), user interface (UI) dan prototype. Dengan begitu bisa menyajikan website atau software yang sesuai dengan kenyamanan dan kebiasaan pengguna target dalam mengoperasikan program tersebut.
Sejalan dengan penjelasan front end di atas juga harus paham teknologi back end yang mencakup database. Sebab, segala projek pemrograman butuh database sebagai tempat penyimpanan data-data projek. Minimal paham dan menguasai 1-2 jenis bahasa database, bisa MySQL, MongoDB, Redis, Oracle, SQL Server, JSON, atau database lainnya yang mendukung projek.
Adapun sikap diri yang perlu konsisten dimiliki untuk menjadi full stack developer adalah :
Developer yang baik akan berorientasi ke depan dan handal menganalisis lingkungan sekitar untuk diberi solusi berupa teknologi. Sebisa mungkin seorang developer dapat membangun program yang mewakili kebutuhan atau tren sebagian besar konsumen TI.
Meskipun profesi developer cocok bagi yang introvert, tapi tetap dituntut untuk mampu mengkomunikasikan segala proses pengembangan kepada pihak terkait, baik secara tertulis maupun verbal. Sebab, tidak semua klien paham dengan istilah pemrograman. Hal ini juga berlaku untuk berkomunikasi dengan partner developer lain atau bahkan atasan.
Poin satu ini ada kaitannya dengan hard skill desain yang wajib dikuasai full stack developer. Dikarenakan profesi developer ini mencakup semua proses pembuatan program dari awal hingga akhir, akan sering dituntut untuk berpikir di luar kebiasaan dan bertindak kreatif. Dengan begitu bisa menciptakan terobosan teknologi yang unik dan bahkan terobosan terbaru.
Hal paling penting yang harus diketahui tentang apa itu full stack developer adalah profesi yang mengharuskan seseorang untuk belajar setiap waktu. Sebisa mungkin selalu ‘penasaran’ dan mencari tahu hal-hal baru yang akan mendukung karir sebagai developer full stack.
Bidang pemrograman menuntut programmer untuk sangat teliti karena akan berpengaruh pada hasil akhir program yang dibuat. Perlu memeriksa barisan kode 2-3 kali untuk memastikan apakah kode itu sudah benar, tanpa typo atau kurang syntax tertentu. Umumnya para programmer terobsesi dengan susunan barisan kode yang rapi.
Ada istilah ‘jangan campur urusan pekerjaan dengan urusan pribadi’. Seorang developer juga harus mampu mengatur waktunya untuk seimbang antara kebutuhan pekerjaan dan kebutuhan diri sendiri. Selain itu, developer harus bisa merencanakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan program dengan sikap multitasking.
Hal ini berkaitan dengan tugas full stack developer adalah mengelola front end dan back end secara bergantian. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan manajemen waktu yang kuat dan kemampuan untuk memprioritaskan dan memastikan bahwa semuanya selesai tepat waktu.
Umumnya, satu program akan selesai dibuat dalam kurun waktu 6-12 bulan. Namun, itu juga tergantung sumber daya manusia dan seberapa kompleks program yang dibangun.
Cara Memonetisasi Blog – Menulis blog pribadi bukan lagi sekedar hobi, kegiatan ini menawarkan peluang…
Membuat blog adalah salah satu cara terbaik untuk berbagi cerita dan kisah Anda sambil terhubung…
Pada artikel ini, kami merekomendasikan beberapa contoh desain web terbaik untuk menginspirasi Anda. Dari contoh…
LMS adalah singkatan dari Learning Management System dan merupakan suatu bentuk aplikasi perangkat lunak yang…
Situs web yang dirancang dengan baik dapat membantu menarik pengunjung, meningkatkan kredibilitas perusahaan Anda, dan…
Instansi pendidikan termasuk pihak yang paling terkena dampak pandemi virus covid-19 pada tahun 2020 lalu.…