Cara Membuat Footnote dari Internet
Pengertian Footnote
Footnote atau disebut catatan kaki dalam bahasa Indonesia adalah catatan yang menampilkan suatu kutipan disertai dengan sumbernya. Footnote sendiri umumnya dijumpai pada karya ilmiah.
Footnote berisi daftar keterangan khusus yang ditulis pada karya tulis ilmiah kemudian dijelaskan pada bagian bawah tiap lembaran atau akhir dari karya ilmiah tersebut. Tidak hanya karya tulis ilmiah saja, footnote juga sering dipakai pada karya tulis non ilmiah.
Footnote sering dipakai untuk memberi keterangan juga komentar yang menjelaskan sumber dari kutipan. Bahkan terkadang footnote juga dipakai untuk pedoman dalam penyusunan bibliografi (daftar bacaan). Adapun fungsi lain dari footnote atau catatan kaki, yaitu :
- Dapat menjadi bahan diskusi tambahan atas suatu permasalahan yang dibahas.
- Dapat menjadi petunjuk dari bahan yang dijadikan bahasan, namun untuk beberapa fakta yang bersifat umum tidak harus diberi catatan kaki.
- Dapat digunakan untuk menyertakan keterangan, seperti menampilkan bahan pada lampiran, permasalahan yang dibahas pada sebuah halaman, bab dan sub-bab pada karya ilmiah.
- Dapat memperkuat keterangan dan pernyataan yang dibuat pada karya ilmiah.
Pengertian Footnote Menurut Para Ahli
Adapun definisi catatan kaki menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut :
-
Gorys Keraf (1994:143)
Catatan kaki ialah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
-
Cambridge English Dictionary
Catatan kaki adalah catatan dicetak di bagian bawah halaman yang memberikan informasi tambahan tentang sesuatu yang telah ditulis pada halaman itu.
-
Merriam-Webster
Catatan kaki adalah catatan referensi, penjelasan, atau komentar biasanya ditempatkan di bawah teks pada halaman yang dicetak.
-
Dictionary
Catatan kaki adalah catatan atau komentar penjelasan atau dokumentasi di bagian bawah halaman, merujuk pada bagian tertentu dari teks pada halaman.
Catatan kaki adalah komentar minor atau tangensial atau peristiwa yang ditambahkan atau disubordinasikan ke pernyataan utama atau peristiwa yang lebih penting.
Aturan Menulis Footnote
Jika belum pernah membuat footnote, penting untuk mengetahui apa saja aturan dalam penulisan footnote. Aturan-aturan tersebut antara lain :
-
Nomor catatan kaki
Setiap footnote atau catatan kaki yang dibuat harus memiliki nomor penanda. Penulisan nomor tersebut mirip dengan penulisan pangkat pada bilangan yang berukuran kecil dan diletakkan agak ke atas, misalnya[1].
-
Nama pengarang
Nama pengarang dari karya yang dijadikan catatan kaki harus ditulis sesuai urutan nama aslinya tetapi tanpa disertai pangkat maupun gelar, misalnya Prof., dr., S.T., S.E., tidak perlu dicantumkan.
-
Penulisan nama pengarang jika lebih dari satu
Apabila referensi footnote ditulis oleh dua atau tiga orang maka semua nama tersebut harus dicantumkan.
-
Penulisan nama pengarang jika lebih dari tiga
Apabila pengarang dari referensi footnote terdapat lebih dari tiga orang, maka dapat dituliskan nama pengarang pertama diikuti dengan dkk. atau et al.
-
Judul referensi
Judul dari karya yang dijadikan referensi catatan kaki juga harus dicantumkan. Penulisan judul referensi harus dicetak miring jika menggunakan Microsoft Word atau digarisbawahi jika menggunakan mesin tik.
Cara Membuat Footnote
1. Cara Membuat Footnote Dari Internet
Referensi untuk kutipan pada karya tulis tidak harus berasal dari buku saja, bisa juga diambil dari website atau internet. Hal ini lantaran internet menjadi repository ilmu yang bisa dibilang cukup lengkap dan mudah digunakan.
Untuk cara membuat footnote dari internet bisa menggunakan format berikut :
NoNama penulis, Judul Tulisan, diakses dari (alamat website), pada tanggal (tanggal website diakses), pukul (waktu website diakses).
2. Cara Membuat Footnote Dari Buku
Jika membuat footnote yang bersumber dari buku, maka dapat ditulis dengan format berikut ini :
NoNama Pengarang, Judul Buku (Kota Terbit: Penerbit, Tahun Terbit), hlm. Nomor Halaman.
Selain format di atas, terdapat beberapa singkatan yang juga dipakai dalam penulisan footnote. Singkatan tersebut memiliki fungsi masing-masing, yaitu :
-
ibid
ibid merupakan singkatan dari ibidem yang bermakna dari tempat yang sama. Singkatan ini dipakai jika kutipan yang dicantumkan pada karya tulis berasal dari sumber yang sama dan belum diselingi dengan sumber lain, jadi nama pengarang tidak perlu disebutkan lagi.
-
- Aturannya adalah sebagai berikut :
-
-
-
Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang telah ada di bagian sebelumnya tanpa diselingi catatan kaki dari sumber lain. Dengan kata lain, kutipan tersebut berada tetap di atasnya dan tidak diselingi kutipan lain.
-
Ibid tidak dipakai jika ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya.
-
Jika catatan yang dikutip halaman bukunya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup gunakan kata Ibid diikuti tanda titik. Dengan kata lain, jika terdapat dua kutipan dari halaman buku yang sama, maka catatan kaki untuk kutipan kedua hanya menggunakan kata Ibid.
-
Jika yang dikutip sudah berbeda halaman, maka aturan penulisannya: Ibid., halaman.
-
Ibid ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri tanda titik.
-
- Perhatikan contoh berikut :
-
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Ibid.
3Ibid., 56.
-
- Dari contoh di atas dapat disimpulkan :
-
-
-
Menggunakan Ibid karena merujuk kepada catatan kaki di atasnya tanpa diselingi catatan kaki lainnya.
-
2Ibid. berarti nama pengarang, judul buku, dan halaman sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya.
-
3Ibid., 56. berarti nama pengarang dan judul buku sama persis dengan catatan kaki yang di atasnya, hanya berbeda halamannya saja. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 56.
-
-
-
op. cit
op. cit merupakan singkatan dari opera citato yang bermakna dari keterangan yang telah disebut. Singkatan ini dipakai jika sumber dari suatu kutipan telah disebut sebelumnya, tetapi terdapat sela dari sumber lainnya.
-
- Aturannya adalah sebagai berikut :
-
Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
-
Halaman buku yang dikutip berbeda.
-
Penulisannya : nama pengarang, Op. Cit., nomor halaman
-
Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
-
Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
-
- Perhatikan contoh berikut :
- Aturannya adalah sebagai berikut :
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
3Batubara, Op. Cit., 57.
-
- Dari contoh di atas dapat disimpulkan :
-
-
-
Menggunakan Op. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
-
Penggunaan 3Batubara, Op. Cit., 57. berarti pengarang (Raihan Batubara) dan bukunya (Pemimpin yang Demokratis) sama, hanya saja halamannya berbeda dengan catatan kaki yang pertama. Halaman sebelumnya 55 dan yang dikutip terakhir halaman 57.
-
-
- lo. cit
lo. cit merupakan singkatan dari loco citato yang mempunyai makna dari tempat yang telah disebut. Singkatan ini biasa dipakai untuk merujuk halaman yang sama dari sumber yang sudah disebutkan sebelumnya.
-
- Aturannya adalah sebagai berikut :
-
-
-
Digunakan jika menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain.
-
Halaman buku yang dikutip sama.
-
Loc. Cit. tidak perlu memakai nomor halaman karena nomor halamannya sama dengan kutipan sebelumnya.
-
Penulisannya: nama pengarang, Loc. Cit.
-
Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
-
Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diakhiri tanda titik.
-
- Perhatikan contoh berikut :
-
1Raihan Batubara, Pemimpin yang Demokratis, (Jakarta: Diona, 2005), 55.
2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34
3Batubara, Loc. Cit.
-
- Dari contoh di atas dapat disimpulkan :
-
-
-
Menggunakan Loc. Cit. karena sebelumnya telah diselingi oleh catatan kaki lain, yaitu: 2Bahar Nasution, Jiwa Nasionalis Sejati, (Yogyakarta: Viro Bolio, 2004), 34.
-
Penggunaan 3Batubara, Loc. Cit. berarti pengarang (Raihan Batubara), buku (Pemimpin yang Demokratis), dan halamannya (halaman 55) sama.
-
-