HOTLINE

(0275) 2974 127

CHAT WA 24/7
0859-60000-390 (Sales)
0852-8969-9009 (Support)
internet

Optimasi Latency: Cara Meningkatkan Kecepatan Akses Internet

Latency jaringan adalah waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket data dari pengirim ke penerima dan sebaliknya. Oleh karena itu, latensi yang rendah berarti proses transfer datanya sedikit tertunda (lebih cepat), dan latensi yang tinggi berarti penundaannya lama (lambat). Kecepatan merupakan salah satu faktor terpenting bagi sebuah website, terutama bagi mereka yang menjalankan bisnis. Karena fast loading juga memaksimalkan SEO dan pengalaman pengguna. Penting untuk memperhatikan latency agar website Anda dapat dimuat dengan cepat.

Artikel ini merinci apa itu latency dan bagaimana Anda dapat mengurangi latensi jaringan untuk mempercepat website Anda. Pelajari faktor apa saja yang memengaruhi latency dan cara memantau serta menguranginya. Selain itu juga akan dijelaskan apa yang menyebabkan latency tinggi dan perbedaan antara latency, throughput, dan bandwidth. Mari kita mulai! Jangan lupa baca sampai akhir?

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Latency

Pada bagian ini akan dijelaskan apa yang mempengaruhi latency, mulai dari jarak transmisi data hingga hardware dan software. Secara umum, berikut hal-hal yang mempengaruhi latensi:

1. Jarak

Salah satu faktor terpenting yang memengaruhi latency adalah jarak. Kecepatan koneksi bergantung pada jarak antara perangkat yang membuat permintaan dan server web hosting yang memberikan respons.
Semakin jauh jaraknya, semakin lama pula latensinya.

Misalnya, website yang dihosting di Singapura akan merespons permintaan dari pengguna di Jakarta lebih cepat dibandingkan dari pengguna di Arab Saudi. Pasalnya, jarak Singapura dan Indonesia lebih dekat dibandingkan jarak Singapura dan Arab Saudi.

2. Ukuran Halaman Web

Ukuran halaman web mencakup semua file yang ada di halaman, seperti gambar, video, skrip, konten teks, kode, dan stylesheet. Halaman web yang memiliki konten tertanam dari website luar atau konten intensif fitur yang berat seperti gambar besar dan beresolusi tinggi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dimuat.

3. Software dan Hardware yang Digunakan

Selain jarak dan ukuran halaman web, hardware dan software yang digunakan untuk mentransfer data dari satu titik ke titik lain juga dapat memengaruhi latency jaringan. Contohnya termasuk media transmisi seperti kabel fiber optik, router, dan access point WiFi.

Beberapa perangkat seperti load balancer, firewall, dan Intrusion Prevention Systems (IPS) juga dapat menjadi salah satu faktor ini. Hal ini dikarenakan setiap komponen yang terlibat dalam suatu aliran jaringan pasti mempunyai batasannya masing-masing. Misalnya, kabel fiber optik dapat mengirimkan data melalui jarak yang lebih jauh dan dengan bandwidth yang lebih tinggi dibandingkan kabel logam. Namun, bentuknya yang ringan dan sangat tipis rentan terhadap kerusakan.

Perbedaan Latency, Throughput, dan Bandwidth

Meskipun ketiganya saling berhubungan, latensi jaringan, throughput, dan bandwidth sebenarnya tidak sama. Latency adalah kecepatan pengiriman paket data dari client ke server dan sebaliknya. Throughput adalah jumlah data yang berhasil dikirimkan melalui jaringan selama periode waktu tertentu. Perhitungannya memperhitungkan latency.

Bandwidth adalah jumlah maksimum kapasitas data yang dapat dikirim melalui jaringan pada waktu tertentu.
Semakin banyak bandwidth, semakin banyak data yang dikirim melalui jaringan. Bandwidth tinggi dan latensi jaringan rendah diperlukan untuk mencapai transfer data yang cepat dan efisien dengan throughput tinggi. Meskipun data dikirimkan hampir tanpa penundaan, bandwidth rendah dan latency rendah saja tidak ideal karena jumlah data yang dikirim melalui jaringan (throughput) mungkin rendah.

Apa Penyebab Latency Tinggi?

Beberapa penyebab umum tingginya latency adalah:

  • Error pada DNS. Web server yang tidak berjalan dengan benar dapat memperlambat jaringan Anda atau mencegah pengunjung mengakses website. Contoh masalah web server yang mungkin dialami pengguna antara lain error 404 dan error 500.
  • Masalah perangkat jaringan. Memori yang rendah atau penggunaan CPU yang tinggi pada perangkat jaringan seperti router dan switch dapat menunda proses transfer data.
  • Media transmisi yang buruk. Dunia usaha harus memilih media transmisi dengan hati-hati, karena kombinasi hardware dan software yang tidak kompatibel dapat mengakibatkan latency yang lebih lama.
  • Memiliki lebih dari satu router. Menggunakan beberapa router dapat menyebabkan jaringan Anda melambat karena setiap kali paket data berpindah dari satu router ke router lainnya,latencynya meningkat. Selain penundaan, hal ini juga dapat mengakibatkan hilangnya paket data (packet loss).
  • Rencana routing yang tidak optimal. Untuk mempercepat proses transfer data, routing dinamis yang tepat harus diterapkan. Ini adalah teknik yang menghitung kemungkinan jumlah rute yang dapat dilalui traffic melalui jaringan sebelum memilih hasil terbaik.
  • Pemformatan database back-end yang buruk. Databasae website yang diformat dengan buruk dan tidak dioptimalkan dapat menyebabkan latency yang tinggi. Penyebab umumnya dapat mencakup penggunaan indeks yang tidak tepat atau penghitungan yang rumit. Jika database Anda tidak dioptimalkan untuk jenis perangkat yang berbeda, kinerja website Anda mungkin menurun.
  • Kondisi lingkungan yang buruk. Angin besar, badai, atau hujan lebat dapat mengganggu sinyal wireless satelit sehingga memengaruhi koneksi internet dan menimbulkan masalah latensi.
  • Masalah pada perangkat pengguna. Selain perangkat jaringan, memori atau RAM yang rendah atau penggunaan CPU yang tinggi pada perangkat pengguna juga dapat menyebabkan latency. Selain itu, jika bandwidth pengguna tidak mencukupi dan peralatan internet mereka sudah ketinggalan zaman, dapat dipastikan bahwa koneksi internet mereka mungkin lambat.

Cara Memantau Latency

Setelah memahami apa itu latency dan penyebabnya, mari kita bahas berbagai tool monitoring jaringan yang dapat digunakan untuk menguji dan mengukur network latency.

Cara Menguji Latency Jaringan

Gunakan tiga cara berikut untuk mengecek latency dan koneksi jaringan:

  • Ping. Packet Inter-Network Groper (Ping) adalah perintah yang digunakan untuk memeriksa validitas alamat IP tertentu dan kemampuannya memproses permintaan. Dalam metode ping IP, perangkat mengirimkan paket data permintaan Internet Control Message Protocol (ICMP) melalui jaringan IP ke host tujuan dan menunggu balasan echo.
  • Traceroute. Command tracert atau traceroute memungkinkan administrator jaringan mengirim paket data melalui jaringan dan memantau jalur yang diambil paket tersebut. Command ini juga menampilkan jumlah lompatan yang diperlukan untuk mencapai host dan waktu antar lompatan. Faktanya, traceroute juga dapat memeriksa beberapa jalur secara bersamaan.
  • My Traceroute (MTR). MTR adalah tool pengujian latency yang menggabungkan ping dan traceroute. Cara ini adalah yang paling detail. MTR memberikan informasi real-time tentang lompatan, latency, dan packet loss di sepanjang jalur jaringan.

Cara pengujian latensi jaringan di atas dapat dilakukan di berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, dan macOS.

Cara Mengukur Latency Jaringan

Ada dua cara untuk mengukur latency, yaitu sebagai Round Trip Time atau Time to First Byte. Round trip time (RTT) adalah waktu yang diperlukan paket data untuk berpindah dari klien ke server dan sebaliknya. Time to first byte (TTFB), adalah waktu yang diperlukan server untuk mengambil byte pertama data setelah klien mengirimkan permintaan.

Satuan yang digunakan untuk mengukur latency adalah milidetik. Saat mengecek kecepatan suatu website, kecepatan ini sering disebut dengan kecepatan ping. Semakin rendah tingkat ping, semakin pendek latencynya. Kecepatan ping rata-rata untuk jaringan optimal biasanya 50 hingga 100 milidetik. Nilai di bawah 50 dianggap sebagai tingkat ping yang baik. Sebaliknya, jika latencynya lebih dari 100 milidetik, berarti pingnya sangat tinggi, dan jaringan biasanya lambat.

Cara Mengatasi Latency Tinggi

Pada artikel ini, Anda akan mempelajari cara mengatasi latency tinggi dan memaksimalkan konektivitas jaringan. Berikut cara mengatasi latency dan mempercepat pemuatan halaman:

1. Gunakan CDN

Content Delivery Network (CDN) adalah sekumpulan server yang didistribusikan di berbagai lokasi di seluruh dunia untuk mempercepat pengiriman dan penyajian konten website. CDN juga dikenal sebagai jaringan pengiriman konten. Tanpa ini, browser pengunjung akan terhubung langsung ke server asal atau komputer yang menghosting versi asli file website dan meminta konten darinya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jarak mempengaruhi latensi jaringan. Pengunjung yang berlokasi jauh dari server asal mungkin mengalami masalah dengan kecepatan memuat website. CDN dapat membantu mengatasi masalah ini. Server CDN menyimpan cache atau konten website dari server asal. Ketika pengunjung ingin mengunjungi website yang sama lagi, browser akan terhubung ke server CDN yang paling dekat dengan pengunjung, bukan ke server asal. Jarak yang lebih pendek ini menghilangkan masalah latensi dan memungkinkan halaman web dimuat lebih cepat bagi pengunjung.

Disisi lain CDN dapat membantu mendistribusikan traffic, mencegah kelebihan beban server, dan meningkatkan keamanan website. Selain itu CDN dapat menyelamatkan Anda dari masalah utama web hosting yaitu konsumsi bandwidth.

2. Kurangi Permintaan HTTP

Meskipun hal ini dapat meningkatkan fungsionalitas website, salah satu penyebab utama latency tinggi adalah terlalu banyak skrip dan resource eksternal. Saat mereferensikan konten yang dihosting di server selain milik Anda, browser mengirimkan permintaan HTTP eksternal. Hal ini dapat mencakup permintaan aset seperti file media atau JavaScript dan CSS.

Kecepatan transfer data untuk permintaan HTTP eksternal bergantung pada kualitas dan kinerja server pihak ketiga. Jika server mogok, kemungkinan besar latensi akan meningkat dan mengganggu pengalaman pengguna di website. Selain itu, Anda dapat membuat halaman website dimuat lebih cepat dengan menerapkan metode pengoptimalan website lainnya seperti minify kode dan pengoptimalan gambar.

3. Gunakan Teknik Pre-Fetching

Cara mengurangi latensi selanjutnya adalah melakukan pre-fetching. Saat mengerjakan coding website, developer dapat menyisipkan baris kode pre-fetch untuk menginstruksikan browser memuat resource tertentu sebelum file lain di website.

Nah, teknik pre-fetching memiliki tiga jenis utama, yaitu:

  • Pre-fetching DNS. Saat pengunjung membuka website, browser melakukan pencarian DNS untuk link di halaman tersebut. Ketika pengunjung mengklik link yang menggunakan DNS prefetching, mereka tidak perlu menunggu hingga fetching DNS lookup karena prosesnya sudah selesai.
  • Pre-fetching link. Hal ini memungkinkan browser mengunduh dokumen yang ingin dibuka pengguna dalam waktu dekat. Misalnya, Anda telah mengaktifkan pre-fetching untuk link gambar. Setelah halaman dimuat, browser akan mengambil gambar terlebih dahulu dari URL gambar, lalu mengunduh dan menyimpannya dalam cache.
  • Pre-rendering. Proses ini merender seluruh halaman di latar belakang, tidak hanya mengunduh resource penting untuk halaman tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat waktu loading jika pengunjung mengklik link ke halaman yang dilihat sebelumnya.

Beberapa mesin pencari seperti Google menggunakan teknik pre-fetching untuk memberikan desain UX yang optimal.

Setelah memberikan daftar hasil pencarian berdasarkan istilah yang dimasukkan oleh pengguna, mesin pencari melakukan pre-fetching halaman yang paling mungkin dikunjungi pengguna, biasanya hasil di urutkan berdasarkan posisi pertama atau kedua.

Kesimpulan

Latency adalah waktu yang diperlukan paket data untuk berpindah dari perangkat klien ke server dan sebaliknya.
Latensi yang lebih rendah menunjukkan koneksi jaringan yang lebih baik, karena mempercepat proses transfer data dan pemuatan website.

Faktor-faktor yang mempengaruhi latensi meliputi jarak, ukuran halaman web, serta software dan hardware yang digunakan untuk transmisi. Untuk mengukur latensi, gunakan Ping, Traceroute, dan MTR (dalam milidetik).
Nilai yang bagus adalah 50-100 milidetik. Penyebab penundaan yang lama antara lain kesalahan server DNS dan masalah pada perangkat pengguna. Cara mengatasi latensi tinggi adalah dengan menggunakan CDN, mengurangi permintaan HTTP eksternal, dan menerapkan teknik pre-fetching pada kode website.

Kami harap artikel ini membantu dalam memahami lebih jauh tentang apa itu latensi dan cara mengatasinya untuk menjaga kecepatan website.

5/5 - (1 vote)
Rinta Noviana

Recent Posts

Mengenal Manfaat GPN Dari Filosofi Logonya!

Apakah Anda menggunakan kartu ATM atau kartu debit? Suka bertransaksi secara cashless? Sepertinya Anda perlu…

20 hours ago

Ingin Membuat Website E-Commerce Yang Menarik? Perhatikan Tips Ini

Design website toko online tidak hanya soal estetika, tapi juga UX yang bagus secara keseluruhan.…

2 days ago

Apa Saja Jenis Proyek yang Bisa Dikerjakan UX Designer? Yuk Simak Di Sini

Sebelum memulai karir Anda sebagai desainer UX, Anda harus membuat portofolio yang mencakup semua pengalaman…

3 days ago

Aktifkan Keep-Alive Untuk Meningkatkan Performa Website Anda

Keep-Alive memungkinkan browser pengunjung Anda mendownload semua konten (JavaScript, CSS, gambar, video, dll) melalui koneksi…

4 days ago

Baca Ini Untuk Pelajari Apa Saja Job Description Web Developer

Job description seorang web developer adalah membuat situs web menggunakan berbagai bahasa pemrograman. Tanggung jawab…

5 days ago

Rekomendasi Tools A/B Testing untuk Meningkatkan Conversion Rate

Secara default, WordPress tidak mendukung A/B testing. Tapi jangan khawatir. Di bawah ini, kami telah…

6 days ago